Air yang menggenangi dua desa itu memang mulai surut, dari 12 RT yang sebelumnya terendam, tinggal menyisakan 5 RT saja. Saat ini, Pemkab Sidoarjo bersama TNI-Polri terus melakukan penanganan banjir di 5 RT itu, salah satunya dengan memasang 11 pompa untuk menyedot genangan air yang dibuang ke Kali Kedungbanteng.
Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syifudin terjun langsung dan sempat mengadakan pertemuan di Balai Desa Kedungbanteng. Mereka membahas langkah yang akan dilakukan selama tanggap darurat bencana banjir tahun ini. Dalam rapat tersebut diputuskan beberapa solusi penanganan banjir. Yakni memaksimalkan 11 pompa, normalisasi Kali Kedungbanteng-Banjarasri, dan juga menertibkan bangun liar, serta membangun bangun bozem sebagai penampungan air hujan.
"Rencananya pembangunan bozem itu akan menggunakan tanah kas desa dari masing-masing desa,"ungkapnya.
Cak Nur menambahkan rencana pembuatan bosem dan normalisasi akan terus dilakukan meski musim hujan telah selesai, sehingga di dua desa ini tidak lagi terendam banjir.
“Ini bentuk penangan permanen dan jangka panjang dari pemkab Sidoarjo,”jelasnya.
Sementara itu, Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji menjelaskan pihaknya sering melakukan sidak di sejumlah sungai, lalu didapati adanya pendangkalan sungai. Selain itu, pihaknya juga mendapati banyaknya bangli yang berdiri di sepanjang sungai yang melintas di dua desa tersebut.
“Bangunan liar yang berada di bibir sungai harus segera dibongkar, Kami minta warga yang punya bangunan harus mengikhlaskan saat program ini dilaksanakan,” terangnya.
Rencana pembongkaran bangli dan normalisasi kali dalam waktu dekat akan diputuskan. Saat ini Camat dan Kades bersama tokoh masyarakat berkoordinasi bersama warga Kedungbanteng dan Banjarasri untuk memberikan sosialiasi terkait rencana itu.
(ADI)