MALANG : Ratusan nyawa melayang akibat tragedi Kanjuruhan, Malang. Dari ratusan korban, terdapat pasangan suami istri (pasutri). Mereka ialah Muhammad Yulianto, 40, dan Devi Ratnasari, 30, warga Jalan Bareng Raya 2G RT14/RW08 Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Doni, 43, salah satu kerabat korban menceritakan Yulianto dan Devi berangkat ke Stadion Kanjuruhan bersama-sama warga RT 14. Total ada 20 orang yang berangkat untuk menyaksikan secara langsung laga Derby Jatim tersebut.
"Jadi kita satu RT14 ini ada 20 orang warga yang menonton langsung pertandingan. Kami menonton di tribun 14," kata Doni di Malang, Minggu, 2 Oktober 2022.
Doni mengaku Yulianto dan Devi berangkat ke stadion mengajak anaknya yang masih berusia 11 tahun, Muhammad Alfiansyah. Saat kericuhan terjadi Alfiansyah terpisah dengan orang tuanya. Doni bertemu dengan Alfiansyah saat berhasil keluar dari stadion.
"Saya langsung tanya, kemana kedua orang tuamu kok nggak ada. Anak itu jawab, kalau kedua orang tuanya masih di dalam stadion," jelasnya.
Selang beberapa saat, Doni melihat Yulianto dan Devi digendong oleh para suporter ke luar stadion. Saat didatangi, Doni mendapati kedua saudaranya tersebut sudah dalam kondisi meninggal dunia.
"Langsung dibawa ke RS Teja Husada. Di area stadion sekitar satu jam sebelum di bawa ke RS," ungkapnya.
Pasutri tersebut berada di Rumah Sakit Teja Husada sekitar tiga jam. Setelah itu keduanya pun dibawa pulang ke rumah duka dan dimakamkan sekitar pukul 09.00 WIB di TPU Mergan.
Doni menduga kedua saudaranya tersebut meninggal akibat terinjak-injak oleh suporter lain. Sebab kondisi jenazah saat ditemukan sudah dalam kondisi pucat.
"Anaknya selamat. Saya bawa. Kemungkinan saudara saya itu jatuh lalu terinjak injak. Saat saya lihat, bagian mukanya sudah pucat membiru," ujarnya.
(ADI)