Pemprov Jatim Siapkan Rp2,1 Miliar untuk 43 Korban Tanah Gerak di Ponorogo

 Tanah gerak robohkan rumah warga (Foto / Metro TV) Tanah gerak robohkan rumah warga (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menyiapkan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) Rp2,15 miliar untuk 43 kepala keluarga (KK) korban tanah gerak di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawo, Kabupaten Ponorogo. Anggaran tersebut disiapkan untuk membantu perbaikan rumah yang rusak.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, untuk pembangunan per satu unit rumah, anggaran yang disiapkan sebesar Rp50 juta. Karena rumah yang akan dibangun sebanyak 43 unit, maka anggaran BTT yang akan dikucurkan senilai Rp2,15 miliar.

"Jadi, jika lahan baru untuk relokasi warga sudah siap, Insya Allah dari Pemprov siap untuk anggaran BTT nya. Sehingga, saat lahan siap, kita juga siap bangun. Dengan rincian satu unit rumahnya anggarannya Rp50 juta dengan total 43 unit rumah," katanya, Senin 6 Maret 2023.

Untuk mempercepat relokasi warga ke tempat yang aman, Khofifah meminta kepada Bupati Ponorogo, agar segera mencarikan lahan bagi relokasi warga. Sedangkan, untuk proses pekerjaan pembangunan rumah akan dikerjakan oleh Pemprov Jatim.

baca juga : Banjir Bandang hingga Tanah Longsor Terjang Bondowoso, 2 Orang Luka Tertimpa Pohon

 "Allhamdulillah menurut pak bupati titiknya sudah terkonfirmasi dan nanti yang membangun dari Pemprov Jatim," ujarnya.

Khofifah mengungkapkan, kebijakan penggunaan anggaran BTT untuk pembangunan rumah warga terdampak tanah gerak ini sebelumnya telah dilakukan untuk beberapa daerah di Jatim, di antaranya di Pacitan dan Trenggalek.

"Jadi ini sudah kami lakukan juga untuk daerah lain yang mengalami bencana yang sama seperti di Trenggalek dan Pacitan. Dan rencananya nanti kami akan meresmikan juga yang di Ngebel Ponorogo," katanya.

Diketahui, bencana tanah gerak terjadi di Dukuh Sumber, Desa Tumpuk, Kecamatan Sawo, Kabupaten Ponorogo pada Minggu 26 Februari 2023. Bencana ini mengakibatkan 43 KK dengan total warga 139 jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sebagian warga mengungsi di gedung sekolah dan taman kanak-kanak desa setempat, sementara beberapa warga lainnya memilih mengungsi di rumah-rumah kerabat.


(ADI)

Berita Terkait