Clicks: Warga negara Jerman yang mendatangi Markas Front Pembela Islam (FPI) beberapa waktu lalu, diketahui merupakan seorang intel. FPI diminta untuk waspada, karena jangan sampai kekisruhan situasi saat ini ditunggangi oleh pihak luar negeri.
“Ini lebih merupakan provokasi dan teman-teman (FPI) ini dijadikan alat saja,” kata Anggota Komisi III Habiburokhman dalam diskusi virtual Crosscheck dengan tajuk “Teka-teki Telik Sandi di Markas FPI“ yang disiarkan melalui akun YouTube Medcom.id pada Minggu, 27 Desember 2020.
Pertemuan tersebut dinilai sebagai bentuk provokasi Jerman untuk memenuhi kepentingan tertentu. Sebab, tidak mungkin operasi intelijen dilakukan secara gegabah dan menarik perhatian umum.
“Kita juga bingung, orang memakai mobil korps diplomatik ke Petamburan yang ramai setiap hari, (apalagi pertemuan dilaksanakan) siang hari bukan malam hari, plat juga tidak diganti,” ucapnya.
Apalagi orang yang dikirim ke markas FPI memiliki perawakan bule, tentu hal ini akan menarik perhatian banyak orang. Padahal sejatinya operasi intelijen harus dilakukan secara senyap. Sehingga pertemuan itu dinilai mencurigakan.
“Ini ada apa? Kalau sekadar operasi intelijen biasa, saya pikir tidak akan seperti itu, banyak 1001 cara kan,” jelas Habiburokhman.
Terlepas dari itu semua, Politikus Gerindra itu yakin FPI tidak mungkin menggadaikan nasionalismenya untuk berkolaborasi dengan intelijen Jerman. “Bukan masalah sanksi hukum, tetapi semangat dan kecintaan mereka (FPI) terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak akan sengawur itu,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu, beredar foto yang sempat viral di media sosial. Pada foto tersebut, tampak sesosok orang yang diduga sebagai perwakilan Kedubes Jerman memasuki markas FPI.
Sekretaris Umum FPI, Munarman, membenarkan informasi tersebut. Dia mengklaim diplomat Jerman itu menyatakan belasungkawa atas tewasnya enam laskar FPI.
Kedutaan Besar Jerman di Jakarta pun menegaskan bahwa kedatangan pegawainya tidak mengartikan bahwa mereka memberikan dukungan kepada FPI. Melainkan, pertemuan tersebut dimaksudkan untuk memastikan situasi keamanan di Indonesia terkait aksi 1812 yang diselenggarakan pada Jumat, 18 Desember 2020 lalu.
Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan mengungkap bahwa orang yang ada di foto tersebut terdaftar sebagai pegawai di badan intelijen Jerman, yakni Bundesnachrichtendienst (BND). Setelah penelurusan, diketahui orang itu berjenis kelamin perempuan yang bernama Suzanne Hole.
(SYI)