Kediri: Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, sedang mengoptimalkan program "10 Pasti" sebagai langkah strategis untuk mengatasi masalah stunting di wilayah tersebut. Sekretaris Daerah Kota Kediri, Bagus Alit, menyatakan bahwa program tersebut adalah hasil dari perumusan strategi pemerintah untuk intervensi serentak dalam penanganan stunting.
"'10 PASTI' ini saya harapkan bisa dilakukan dengan baik oleh OPD terkait sehingga apa yang kita lakukan bisa sesuai atau bahkan melebihi target yang telah kita sepakati," ujar Bagus Alit dikutip dari Antara, Kamis, 4 Juli 2024.
Program ini mencakup beberapa langkah kunci, seperti memastikan pendataan calon pengantin, ibu hamil, dan balita; memastikan ketersediaan alat antropometri di posyandu; memastikan keterampilan kader posyandu dalam penimbangan dan pengukuran; serta memastikan pembiayaan pelaksanaan intervensi serentak termasuk rujukan kasus ke fasilitas layanan kesehatan.
Selain itu, program ini juga memastikan adanya monitor dan evaluasi terhadap pelaksanaan intervensi serentak; memastikan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran serta intervensi ke dalam sistem informasi (e-PPGBM) pada hari yang sama; memastikan edukasi bagi calon pengantin, ibu hamil, dan balita; serta memastikan intervensi bagi ibu hamil dan balita yang bermasalah dengan gizi, dan penimbangan serta pengukuran menggunakan antropometri terstandar.
Bagus Alit juga menekankan pentingnya kolaborasi dan komitmen bersama dalam penanganan stunting di Kota Kediri.
"Jika memiliki komitmen yang sama dan kuat, maka dalam hal penanganan stunting ini tidak akan sulit. Jangan ada ego sektoral dan semua harus memiliki niat dan tujuan yang sama bahwa penanganan stunting di Kota Kediri harus dilakukan lebih serius," katanya.
Pemerintah Kota Kediri juga mengoptimalkan peran masyarakat dalam menggerakkan balita ke posyandu, memberikan instruksi bagi kelurahan melalui petugas pencatat nikah dan kematian (P3NK) untuk mensyaratkan pendaftaran Elsimil (aplikasi untuk menekan angka stunting) sebagai syarat pengantar nikah di kelurahan, serta memastikan keberlanjutan kegiatan ini melalui monitor dinas kesehatan ke puskesmas setiap bulan.
"Saya harapkan nanti ada evaluasi yang dilaksanakan setiap tiga bulan supaya apa yang telah kami lakukan bisa berkelanjutan dan mewujudkan Kota Kediri menjadi zero stunting," katanya.
Berdasarkan data dari aplikasi Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), jumlah anak yang mengalami stunting di Kota Kediri tahun 2022 sebanyak 941 anak. Pada tahun 2023, jumlah tersebut turun menjadi 711 anak. Namun, per bulan Maret 2024, jumlah balita stunting mencapai 740 anak.
(SUR)