Pencapaian Satu Dekade, Angka Kemiskinan Kota Malang Capai Titik Terendah

Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS Kota Malang, Kamis (1/8/2024).Malangkota.go.id Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS Kota Malang, Kamis (1/8/2024).Malangkota.go.id

Sukun: Angka kemiskinan di Kota Malang mencapai titik terendah dalam sepuluh tahun terakhir. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Umar Sjaifudin di Kantor BPS Kota Malang, Kamis, 1 Juli 2024.

Umar mengungkapkan bahwa jumlah penduduk miskin di Kota Malang berkurang dari 37,78 ribu jiwa pada Maret 2023 menjadi 34,84 ribu jiwa pada Maret 2024. Ini berarti angka kemiskinan turun dari 4,26 persen pada 2023 menjadi 3,91 persen pada 2024, menjadikan Kota Malang sebagai kota dengan angka kemiskinan terendah kedua di Jawa Timur. 

“Angka ini menjadikan Kota Malang sebagai kota dengan angka kemiskinan terendah kedua di Jawa Timur,” jelas Umar.

Umar menjelaskan beberapa faktor yang berkontribusi pada penurunan angka kemiskinan di Kota Malang. Faktor-faktor tersebut meliputi basis data yang disusun melalui aplikasi Pendataan Kesejahteraan Sosial Kota Malang (PDKTSAM) yang menghasilkan data by name by address dan by need, intervensi kemiskinan yang lebih tepat sasaran dengan data dari PDKTSAM, serta keberhasilan pengendalian harga komoditas yang memicu inflasi.

“Juga dengan keberpihakan Pemerintah Kota Malang terhadap UMKM lokal tentang prioritas penggunaan produk usaha mikro, kecil dan menengah serta pelaku ekonomi kreatif dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah,” ujar Umar dikutip dari laman resmi Kota Malang, Jumat, 2 Agustus 2024.

Namun, Umar menekankan bahwa kemiskinan tidak hanya dilihat dari jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan menunjukkan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, sementara indeks keparahan kemiskinan menunjukkan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Kota Malang tahun 2024 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Hal ini bisa diartikan bahwa kualitas kesejahteraan penduduk di Kota Malang sudah lebih baik,” bebernya.

Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM., memberikan apresiasi atas pencapaian ini. Kota Malang mengalami deflasi sebesar -0,01 persen pada Juli 2024, dengan inflasi year on year sebesar 1,83 persen, yang masih berada dalam range inflasi nasional yaitu 2,5 persen (plus minus satu).

Wahyu mengingatkan agar semua pihak tetap waspada terhadap gejolak harga beberapa komoditas yang dapat mempengaruhi laju inflasi di Kota Malang. “Kita harus tetap waspada, sebab dalam Rakornas TPID hari Senin lalu disebutkan beberapa komoditas seperti minyak goreng, beras, dan cabai rawit mengalami kenaikan harga,” katanya.

Ia menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil langkah-langkah antisipatif, terutama terkait komoditas cabai rawit, dengan melakukan kerja sama antardaerah dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang dan pemantauan harga-harga komoditas di pasar oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Malang.


(SUR)

Berita Terkait