BALI: Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono menyebut pasokan oksigen dalam KRI Nanggala yang hilang kontak di perairan utara Bali bisa bertahan sampai 72 jam. Kondisi tersebut terhitung sejak kapal dinyatakan blackout.
"Jadi kemampuan oksigen KRI, apabila kondisi blackout seperti yang diperkirakan sekarang ini, itu mampu 72 jam," ungkap Yudo saat memberikan keterangan pers di Bali, Kamis (22/4).
Artinya, jika KRI Nanggala dipastikan blackout sejak hilang kontak pada Rabu (21/4) dini hari, maka pasokan oksigen untuk 53 awak yang berada di dalamnya bisa bertahan sampai Sabtu (24/4).
"Kalau kemarin saat hilang kontak jam 03.00, hingga nanti bisa sampai hari Sabtu jam 03.00, sehingga 72 jam. Mudah-mudahan ini segera dapat ditemukan, sehingga oksigen masih ada," jelas Yudo.
Ditambahkan Yudo, sudah ada tiga negara yang mengonfirmasi untuk membantu pencarian KRI Nanggala. Ketiga negara tersebut adalah Singapura, Malaysia, dan Australia.
Yudo pun memastikan KRI Nanggala-402 layak beroperasi baik personel maupun material siap dalam pelatihan penembakan torpedo tersebut. KRI Nanggala juga sudah didoking di PT PAL dan dalam keadaan layak operasi.
Dalam operasinya, KRI Nanggala sudah sering ikut dalam latihan perang bawah laut yakni sebanyak 15 kali penembakan kepala latihan dan latihan penembakan rudal kepala perang sebanyak 2 kali. Semua berhasil.
"Jadi KRI sesungguhnya siap tempur, semua personel dan material layak," pungkasnya
(TOM)