Disebut Terlibat Bisnis Tes PCR, Ini Kata Menko Luhut

Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi (Marvest) Luhut Panjaitan memantau penanganan covid-19 di Malang (Foto / Metro TV) Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi (Marvest) Luhut Panjaitan memantau penanganan covid-19 di Malang (Foto / Metro TV)

JAKARTA : Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, memberikan klarifikasi lengkap mengenai dugaan keterlibatannya di bisnis tes PCR. Klarifikasi tersebut, disampaikan Menko Luhut melalui Juru Bicara Menko Marves, Jodi Mahardi.

Jodi membantah dan menyayangkan pernyataan yang menuding Menko Luhut atas keterlibatannya dalam mendirikan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) untuk bisnis tes PCR. “Sama sekali tidak benar. Sangat disayangkan upaya framing seperti ini. Ini berpotensi menyebabkan para pihak yang ingin membantu jika terjadi krisis berfikir dua kali, ya begitulah kalau oknum jika hati dan pikirannya ingin menjatuhkan orang lain. Orang ingin berbuat baik pun dihajar dengan segala cara," katanya.

Jodi menjelaskan, ada sejumlah pengusaha yang berniat membantu penanganan pandemi pada awal 2020. Para pengusaha tersebut mengajak Menko Luhut mendirikan PT GSI yang berfokus melayani tes PCR covid-19.

“Pertama, perlu saya perjelas bahwa Toba Bumi Energi adalah anak perusahaan Toba Bara Sejahtra, dan saham Pak Luhut yang dimiliki melalui Toba Sejahtra di Toba Bara Sejahtra sudah sangat kecil yaitu dibawah 10 persen, jadi Pak Luhut tidak memiliki kontrol mayoritas di TBS, sehingga kita tidak bisa berkomentar terkait Toba Bumi Energi,” ujar Jodi.

Baca Juga : Wajib Dipenuhi, Ini Syarat Lengkap Perjalanan di Wilayah Jawa-Bali

Terkait GSI, Jodi menuturkan Luhut diajak oleh pengusaha dari Grup Indika, Adaro, dan Northstar, yang memiliki inisiatif untuk membantu menyediakan tes PCR covid-19 dengan kapasitas yang besar. “Karena hal ini, dulu menjadi kendala pada masa-masa awal pandemi ini adalah salah satu kendala. Jadi total kalau tidak salah ada 9 pemegang saham disitu. Yayasan dari Indika dan Adaro adalah pemegang saham mayoritas di GSI ini,” ungkap Jodi.

Sampai saat ini, lanjutnya, tidak ada pembagian keuntungan dalam bentuk dividen atau bentuk lain kepada pemegang saham. “Saya lihat keuntungan mereka malah banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan, kalau tidak salah lebih dari 60.000 tes PCR yang sudah dilakukan untuk kepentingan tersebut, termasuk juga membantu di wisma atlet,” tutur Jodi.

Tak hanya itu, Jodi menuturkan bahkan Menko luhut juga ikut membantu Nusantics, salah satu start up dibidang bioscience, untuk membuat reagen PCR buatan anak bangsa yang saat ini diproduksi oleh Biofarma. “Jadi tidak ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtra di GSI, apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan agar harga test PCR ini bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau buat masyarakat,” kata Jodi.

 


(ADI)

Berita Terkait