SURABAYA : Salah satu mahasiswa Universita Airlangga (Unair) yang menjadi korban pelecehan seksual fetish jarik kepolisian segara menindak tegas terduga pelaku karena dianggap meresahkan. Akibat kejadian tersebut para korban merasa terintimidasi dan tidak nyaman saat masuk perkuliahan.
Permintaan tersebut disampaikan salah satu korban berinisial AM. Korban yang merupakan mahasiswa Unair ini mengaku pernah diintimidasi oleh terduga pelaku karena tidak menuruti keinginanya. Akibatnya, saat berada di kampus korban mengaku tidak nyaman dan takut jika bertemu terduga pelaku.
"Saya sudah beberapa kali mengadukan ke pihak kampus melalui organinasi di fakultas terkait kasus ini. Namun tidak ditindak lanjuti dengan baik. Terbukti, setiap ada ospek mahasiswa baru Gilang masih terus menjadi panitia," terangnya.
Dengan keresahan yang dirasakan mahasiswa, para korban meminta pihak kampus maupun kepolisian untuk segara memproses terduga pelaku. Selain dirinya, diduga banyak mahasiswa yang mendapat intimidasi dan pelecehan seksual serupa.
"Segera ditindak tegas agar tak ada korban lain," terangnya.
Sementara itu, kasus fetish kain jarik ini muncul dan menimbulkan keresahan di masyarakat setelah salah satu korban menyampaikan keluhan di akun media sosial. Korban mengaku dijadikan sebagai bahan fantasi seksual dari pelaku dengan menyuruh membungkus diri dengan kain jarik lalu diikat dengan tali maupun lakban selama beberapa jam.
Selain itu, korban juga harus mau didokumentasikan saat membungkus diri dan dikirim langsung ke handphone pelaku. Atas kasus ini, pihak Unair juga sudah mengambil tindakan tegas dengan resmi mengeluarkan Gilang dari kampus Unair.
(ADI)