JAKARTA : Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memprediksi 123,8 juta penduduk Indonesia bakal melakukan perjalanan mudik lebaran 2023. Jumlah itu setara 45,8 persen dari total penduduk Indonesia. Perkiraan tersebut berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang dilakukan secara online atau daring sejak 28 Januari hingga 18 Februari 2023.
Pakar Transportasi dari MTI, Djoko Setijowarno, mengatakan dari hasil survei didapatkan bahwa 45,8 persen warga Indonesia akan melakukan mudik Lebaran tahun ini. Sementara, 54,2 persen lainnya tidak bepergian. "Dari 123,8 juta orang, 106 juta orang diantaranya melakukan mudik lebaran karena alasan pulang kampung. Sedangkan tujuan dari 17,8 juta orang lainnya untuk liburan," ungkap Djoko, dalam keterangan pers, Minggu 12 Maret 2023.
Adapun faktor yang memengaruhi mudik, yaitu alasan ekonomi atau keuangan keluarga (31,02 persen), cuti bersama (12,76 persen), dan tidak ada Covid-19 (12,6 persen). Prediksi pergerakan massa secara nasional tersebut naik 14,6 persen dibandingkan perkiraan pada tahun sebelumnya. Dari hasil survey 2022, potensi pergerakan mencapai 31,6 persen atau setara 85,5 juta orang. Sementara, ada 68,4 persen yang tidak bepergian.
baca juga : 498.790 Tiket Kereta Lebaran Sudah Terjual, Ini Tujuan Favorit Pemudik
"Ada kenaikan yang pergi menjadi 45,8 persen (naik 14,6 persen). Dapat dipahami tahun 2022 masih ada covid-19, sehingga potensi yang bepergian masih rendah dibanding tahun 2023," ujar Djoko.
Adapun pergerakan pemudik sebesar 77,3 juta orang (62,5 persen) berasal dari Pulau Jawa. Daerah asal pemudik terbanyak berasal dari Jawa Timur 17,1 persen atau 21,2 juta orang. Berikutnya Jawa Tengah 15,1 persen atau 18,7 juta orang, Jabodetabek 14,8 persen setara 18,3 juta orang, Jawa Barat 12,1 persen atau 14,9 juta orang, dan Sumatera Utara 3,6 persen atau 4,4 juta orang.
Di sisi lain, daerah tujuan terbanyak adalah Provinsi Jawa Tengah 26,45 persen atau 32,75 juta orang), Jawa Timur 19,87 persen atau 24,60 juta orang, Jawa Barat 16,73 persen atau 20,72 juta orang, Jabodetabek 6,52 persen setara 8,07 juta orang, dan Daerah Istimewa Yogyakarta 4,78 persen atau 5,9 juta orang. Terkait pemilihan moda transportasi terbanyak masih menggunakan mobil pribadi yaitu 22,07 persen (27,32 juta orang), sepeda motor 20,30 persen (25,13 juta orang).
Sementara yang memilih bus sebanyak 22,77 juta orang (18,39 persen), kereta api (KA) antar kota 14,47 juta orang (11,69 persen) dan mobil sewa 9,53 juta orang (7,70 persen). Pilihan menggunakan angkutan umum terbanyak memilih bus sebanyak 22,77 juta orang (18,39 persen). Diikuti moda kereta api 14,47 persen (11,69 persen), angkutan penyeberangan 5,39 persen (6,67 persen), pesawat terbang 6,19 persen (5 persen) dan kapal laut 1,66 juta (1,34 persen).
Tol Trans Jawa masih menjadi jalur favorit untuk mudik, yakni 33,35 persen (9,2 juta orang). Pilihan pantai jalur utara (pantura) Jawa sebanyak 5,63 persen (1,5 juta) dan jalur pantai selatan (pansela) Jawa 5,04 persen (1,4 juta orang). Alasan tidak memilih Jalur Lintas Selatan (Pansela) Jawa adalah lebih dekat tujuan lewat Pantura, lebih cepat lewat Pantura, Pantura lebih aman dan nyaman, Pansela rawan macet dan kondisi jalan Pansela yang berkelok-kelok.
Kekurangan Jalur Lintas Selatan (Pansela) Jawa adalah jalan rusak, prasarana penunjang kurang, jalan sempit dan berkelok, kemacetan dan keamanan jalan.
(ADI)