SURABAYA: Manajemen Persebaya dan Persis Solo mengelar pertemuan di Solo, Senin 24 Oktober 2024. Keduanya sepakat untuk mendorong digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI menyusul dihentikannya kompetisi Liga Indonesia pasca Tragedi Kanjuruhan.
"Di luar segala permasalahan tragedi itu, kan kita juga harus memikirkan ke depannya, harus seperti apa sebagai klub," kata Pemilik Persebaya Surabaya Azrul Ananda seusai berdiskusi soal masa depan sepak bola Indonesia dengan manajemen Persis Solo.
Dalam waktu dekat, pihak Persebaya dan Persis akan segera mengirim surat resmi kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi. Persebaya akan meminta PT LIB segera mengelar RUPS LB untuk membahas kepastian liga.
"Kami sama-sama sepakat ada perbaikan di sepak bola Indonesia. Kami mendukung kebaikan sepak bola Indonesia, kalau itu harus KLB ya KLB. (Harapan) Kami yang utama adalah memang harus perbaikan, kami setuju itu," katanya.
BACA: Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah Lagi Jadi 135 Orang
Satu hal yang tidak kalah penting, lanjut Azrul, adalah kompetisi sepakbola Indonesia harus terus berjalan.
"Itu yang lebih urgent karena menyangkut pemain, kelangsungan klub-klub. Dua-duanya sama urgent karena berkaitan. PT LIB itu kan perusahaan, ketika pengurusnya tersangkut urusan, klub pemegang saham harus memikirkan what's next-nya," katanya.
Sementara Direktur Utama Persis Solo Kaesang Pangarep mengatakan upaya dilakukan untuk perubahan sepak bola yang lebih baik.
"Pasti harapannya liga jauh lebih baik ke depan. (Akibat dihentikannya liga) yang masih punya duit masih bisa gaji pemain, kalau liga dua udah pada teriak-teriak, liga tiga apalagi," katanya.
Ia mengatakan komunikasi serupa juga sudah dilakukan dengan klub lain, di antaranya Bali FC, RANS Nusantara, dan Barito Putera.
"Nanti kami nge-draf surat untuk RUPS, (terkait) Liga Indonesia dan KLB. Sebetulnya kami nggak masalah dengan pak ketua umum (PSSI), yang kami masalahkan ketika di tubuh PSSI ada juga pemilik tim itu kan sudah conflict of interest. Kami mendorong agar itu tidak terjadi," katanya
(TOM)