LUMAJANG: Ratusan kera (macaca fascicularis) penghuni Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur turun gunung. Kondisi hutan yang rusak akibat awan panas guguran membuat kera ini kelaparan.
Kera ini bahkan tak segan mendatangi setiap relawan ataupun pekerja proyek jembatan untuk meminta makan. Saat para relawan memberikan nasi bungkus sisa dan air mineral di atas bukit, mereka langsung turun dan terlihat lahap memakannya.
"Mereka turun gunung bukan untuk mengganggu, melainkan mencari sisa makanan. Mereka terlihat kelaparan, "ujar Isman, salah satu relawan.
BACA: Korban Hilang Erupsi Semeru Kembali Ditemukan Tewas, Dikenali Lewat Jaket
Selama ini, kawasan perbukitan piket nol, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang memang merupakan salah satu kawasan hutan yang banyak dihuni satwa endemik semeru, mulai burung hingga kera.
Namun, pasca awan panas guguran yang keluar dari gunung semeru 4 Desember lalu, memakan banyak korban termasuk satwa liar. Meski banyak yang selamat namun kini mulai kesulitan mendapatkan makanan.
Kepala Bidang II Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Khairul menjelaskan, selain kera atau macaca, sejumlah satwa endimik juga terdampak awan panas, yakni landak Jawa.
"Kami belum bisa mengkonfirmasi jumlah dan jenis satwa apa saja yang terdampak. Sebab, pihak TNBTS belum bisa mengakses kawasan Gunung Semeru karena material vulkanik masih cukup panas, " ujarnya.
(TOM)