Bojonegoro menjadi salah satu kabupaten yang menerima penghargaan untuk kategori penurunan prevalensi stunting tertinggi. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro, Adriyanto, berterima kasih kepada semua pihak atas prestasi penurunan angka stunting.
"Alhamdulillah malam ini Kabupaten Bojonegoro mendapatkan penghargaan penurunan prevalensi stunting tertinggi Se-Indonesia,” ujar Adriyanto dikutip dari laman resmi pemerintah Bojonegoro, Senin, 1 Juli 2024.
Menurut Pj Bupati, penghargaan ini adalah hasil kerja keras dari semua komponen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh masyarakat, yang berperan dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan anak-anak di Bojonegoro.
Saat ini, kasus stunting di Kabupaten Bojonegoro berada di angka 14,1 persen, turun drastis dari 24 persen di tahun sebelumnya. Ia berharap angka tersebut bisa turun lagi di bawah 10% pada tahun 2024. "Tentunya dibutuhkan koordinasi dan kerja sama dari seluruh komponen masyarakat untuk menekan lagi angka stunting di Bojonegoro,” tegasnya.
Pj Bupati Adriyanto juga mengajak semua pihak untuk terus mendorong masyarakat menjaga pola makan, hidup sehat, dan selalu menjaga kebersihan di wilayah masing-masing.
Penghargaan dari BKKBN ini diberikan berdasarkan upaya penanganan stunting yang menjadi fokus bersama pada tahun 2024, seiring dengan target nasional untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen.
Selain Bojonegoro, beberapa daerah lain yang juga mendapatkan penghargaan ini antara lain Kabupaten Lahat, Siak, Lamandau, Ngawi, Pesawaran, Kerinci, Bangkalan, Batanghari, Hulu Sungai Tengah, Lamongan, Pulau Morotai, Dompu, Sekadau, dan Kota Tanjung Balai.
(SUR)