Clicks: Gunung Raung yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso, erupsi sejak akhir Januari 2021. Akibatnya, debu vulkanis yang disemburkan gunung tersebut menyebabkan sejumlah lahan pertanian di Banyuwangi terpapar abu.
"Ada beberapa tanaman hortikultura di kantong-kantong pangan Banyuwangi yang terdampak. Yakni di Kecamatan Kalibaru, Glenmore, Songgon, dan Sempu. Total luasannya mencapai 440 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Arief Setiawan, Rabu, 10 Februari 2021, seperti dilansir dari Medcom.id.
Paparan abu tersebut, kata Arief, melanda beberapa wilayah di Banyuwangi yang menjadi sentra pertanian. Data dari dinas menyebutkan luas lahan pertanian yang terpapar abu Raung seluas 440 hektare. Meskipun begitu, ia memastikan kelangsungan tanaman pangan di Banyuwangi tetap aman.
Komoditas di lahan yang terdampak antara lain padi, bawang putih, bawang merah, bawang daun, petai atau sawi, cabe besar, cabe rawit, mentimun, labu siam, tomat, kacang panjang, buncis, terong, dan semangka.
"Tapi hujan abu terjadi saat intensitas hujan di Banyuwangi cukup tinggi. Jadi abu yang menempel pada tanaman terbilas oleh guyuran hujan," ujarnya.
Arief mengaku dalam jangka panjang, abu vulkanis akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kesuburan tanah. Namun, yang perlu diperhatikan adalah dampak jangka pendek yang berpengaruh pada produktivitas lahan pertanian.
"Biasanya hasil panen di saat masa erupsi akan turun. Salah satunya keasaman (ph) tanah yang turun akibat penumpukan abu di tanah berakibat penurunan produktivitas lahan. Namun, di sisi lain abu vulkanis dapat mengusir hama serangga atau gulma karena makhluk hidup tersebut tidak dapat hidup dalam suasana terlalu asam," kata Arief.
Ia mengungkapkan telah menurunkan Petugas Penyuluh Lapang (PPL) untuk melakukan pemantauan rutin.
"Pada umumnya petani sudah tahu apa yang harus dilakukan. Mereka bisa memanfaatkan PPL pertanian untuk berkonsultasi. Namun kami pastikan, stok beras dan sayur-sayuran di Banyuwangi tercukupi," terang dia.
Eska Wijaya, petani asal Desa Rowobayu, Kecamatan Songgon, yang sehari-hari bercocok tanam sayur sawi dan seledri ini mengaku hasil panennya turun drastis saat hujan abu terjadi.
"Tanaman yang kena abu, jika terkena sinar matahari akan tanaman layu dan membusuk. Dari yang biasanya bisa panen sawi 2 kwintal, sekarang turun jadi 30 kilogram. Ya bagaimana lagi," ujarnya.
Menghadapi masalah ini, dia lalu mengambil langkah antisipatif.
“Setiap lajur saya pasang beberapa lengkungan bambu, kemudian saya tutup dengan plastik bening. Jadi tanaman saya terlindung dari abu. Walaupun terkadang, jika hujan datang bercampur angin, masih ada saja debu yang masuk. Tapi lumayanlah, cara ini cukup membantu,” ungkapnya.
(SYI)