SURABAYA: Pasca banjir di Kabupaten Malang dan Blitar, ancaman bencana hidrometeorologi masih menghantui sejumlah wilayah di Jawa Timur selama sepekan ke depan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo menyebutkan berdasarkan analisis kondisi iklim wilayah Jawa Timur saat ini memasuki masa peralihan atau pancaroba dan awal musim hujan.
"Kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan dalam keterangan pers, Senin, 17 Oktober 2022.
Ia mengatakan hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur terkini menunjukkan adanya pola konvergensi serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.
BACA: Dua Rumah dan Satu Warung Tertimbun Longsor di Jember
"Aktifnya fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby, serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +0.5 sampai dengan +2.5 derajat celsius sehingga pasokan uap air akan semakin banyak di atmosfer," ucapnya.
Kondisi tersebut, kata dia, mempengaruhi pembentukan awan Cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es.
"Beberapa wilayah yang patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi untuk periode tanggal 17-22 Oktober 2022," katanya.
Sejumlah wilayah yang berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi diantaranya Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kabupaten dan Kota Madiun, Magetan, Ponorogo, Ngawi, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten dan Kota Kediri.
Berikutnya, Kabupaten dan Kota Blitar, Kabupaten dan Kota Malang, Batu, Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten dan Kota Probolinggo, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Jember, Banyuwangi, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
"Masyarakat diimbau untuk melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran irigasi atau sungai-sungai, memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh atau lapuk, menertibkan baliho semipermanen.
"Serta selalu waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi," pesannya.
(TOM)