MALANG : Jebolnya tanggul di Kecamatan Kepanjen, Malang sama sekali belum tersentuh pemerintah. Kondisi ini membuat Komisi D DPRD Jatim melakukan sidak di lokasi tersebut. Pihaknya mendesak agar pemerintah segera memperbaiki tanggul tersebut karena berkaitan dengan nasib petani.
Sungai tersebut selama ini menjadi satu satunya pemasok air irigasi ke ribuan hektar lahan produktif petani. Plengsengan yang ambrol pada bulan mei 2020 lalu. Hingga kini belum tersentuh perbaikan dari pihak terkait. Padahal dampaknya para petani di sejumlah desa terancam gagal panen akibat menurunnya debit air ditambah kondisi dimusim kemarau saat ini.
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sahat Tua Simanjuntak mengatakan pihaknya akan segera mendorong percepatan perbaikan. Dengan segera mengkomunikasikan kepada balai besar wilayah sungai brantas serta gubernur Jawa Timur dan bupati Malang guna pengurusan administrasi.
"Sebenarnya semuanya sudah siap mulai dari anggaran dan lain-lain. Tapi memang administrasinya harus diurus lantaran hal ini terkait dengan laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran," ungkapnya.
Sementara itu, menurut koordinator petani Ketut Sutarma, saat ini para petani di dua desa yang terdampak memilih untuk menunda masa tanam. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kerugian dikarenakan pasokan air yang minim
"Ada dua ribu hektar sawah yang menunda masa tanam. Kami khawatir airnya tak cukup," ungkapnya
Ribuan hektar di area ini, biasanya ditanami komoditi pangan seperti padi dan jagung. Namun akibat penurunan debit air akibat jebolnya plengsengan tanggul irigasi ini, sejumlah petani memilih beralih menanam komoditas tanaman yang minim membutuhkan air, seperti tembakau.
(ADI)