SURABAYA : Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak tertarik melihat disinfektan permanen antivirus hasil inovasi pengembangan Pakar Teknologi Nano karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Dia pun memastikan, Pemprov Jatim siap mendung inovasi-inovasi anak bangsa.
"Kami di pemprov seringkali membuka telinga dan mata terhadap inovasi-inovasi yang dilakukan oleh putra-putri di Jawa Timur. ITS merupakan salah satu yang juga aktif berinovasi terutama dalam menangani pandemi ini," ujar Emil, Rabu 7 Juli 2021.
Disinfektan permanen antivirus hasil inovasi pengembangan pakar teknologi nano sendiri diberi nama CoFilm Disinfectant Coating Antivirus. Bentuknya seperti aerosol paint yang warnanya dapat menyesuaikan kebutuhan konsumen. Diharapkan, inovasi tersebut dapat berguna untuk memerangi penyebaran virus covid-19.
BACA JUGA : Akun Medsos Dibajak?, Begini Cara Memulihkannya
Untuk mengetahui cara kerja alat tersebut, Emil pun dipertontonkan dengan disemprotkannya desinfektan tersebut pada beberapa alat di ruang kerjanya. Melihat aksi tersebut, Emil pun mendorong seluruh OPD di lingkungan Pemprov Jatim untuk ikut serta membeli dan mendukung karya putra-putri daerah.
Menurutnya, support terhadap inovasi lokal merupakan salah satu program yang dia usung bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bernama Belanova (Belanja Inovasi Daerah).
"Kalau bukan kita, siapa lagi yang mendukung inovasi di Jawa Timur? Saya berharap pengaplikasian desinfektan ini bisa lebih luas dan teman-teman ITS bisa lebih agresif lagi memasarkan ke entitas yang lain," ucap Emil.
Sejauh ini, menurut Emil, Pemprov Jatim baru memberi bantuan sebesar Rp48 juta untuk satu jenis pengujian terhadap virus korona. Meski pendanaannya terbilang kecil, hal tersebut merupakan langkah taktis. Terlebih, pemerintah juga turut membeli formula yang dikembangkan. Selain itu, Emil juga mengapresiasi bagaimana para pengembang CoFilm ini mengambil pemahaman orang-orang terdahulu untuk kemudian dimanfaatkan di era pandemi.
"Jadi CoFilm ini mengambil kearifan lokal bahwa tembaga itu punya kemampuan untuk mematikan virus dan bakteri. Hanya saja sebelumnya kita tidak tahu bagaimana cara tembaga ini bisa menjadi pelapis atau coating. Dengan teknologi nano, hal ini dimungkinkan dan jadilah CoFilm ini," ujarnya.
CoFilm mulai dikembangkan pada Juni 2020 dengan sintesis mandiri untuk nano partikel antivirus. Penelitian dilakukan setelah ditemukan performa yang baik dari disinfektan dalam mematikan virus covid-19.
Pakar teknologi nano, Agung Purniawan menyatakan, inovasi yang dibuat dikerjakan bersama para mahasiswa binaannya. Menurutnya, CoFilm dinilai lebih unggul dibanding hasil beberapa kompetitor dari negara lain.
"Kalau kita bandingkan dengan temuan di Korea, CoFilm lebih cepat mematikan virus. Di sana, virus baru dapat dibasmi 99,99 persen setelah 4 jam. CoFilm hanya membutuhkan 1 jam untuk mencapai itu," kata Agung.
Disinfektan permanen ini telah diuji di laboratorium Institute Tropical Disease Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Uji coba pemakaiannya telah dilakukan di Medical Center ITS, dan beberapa co-working space di Surabaya. Bahkan, CoFilm telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan RI berdasarkan Permenkes R.I No.62 Tahun 2017 tentang Izin Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.
Untuk penggunaan dan pemasarannya, dirinya masih menunggu investor agar dapat melakukan mass production. Sebab, CoFilm sendiri saat ini dinilai masih berada di skala kecil. Meski begitu, telah ada beberapa pihak yang menunjukkan interesnya. Salah satunya dari pabrik cat di Sidoarjo yang meminta CoFilm dicampurkan sebagai zat aktif dalam produknya.
"Saat ini satu kaleng CoFilm untuk harga lab dikenakan Rp500.000 per 1 liter. Satu kaleng ini dapat menutupi sekitar 100 ganggang pintu beserta lapisan permukaan lainnya," tuturnya.
(ADI)