SURABAYA: Sedikitnya 400 relawan menerima suntik Nanogold yang diklaim mampu meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu pemulihan pasien covid-19. Penyuntikan dilakukan di kawasan Gununganyar, Surabaya secara gratis.
Penelitian Nanogold ini dikembangkan tiga dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa), yakni Titik Taufikurohmah, Djodjok Soepardjo dan Rusmini.
"Nanogold bukan obat atau vaksin. Namun membantu meningkatkan imunitas. Jika imun meningkat otomatis pasien bisa cepat pulih dari virus, " ujar Ketua Tim Peneliti Nanogold, Titik Taufikurohmah.
Nanogold yang disuntikkan ini diklaim jauh lebih efektif dibandingkan dengan yang diminum. Sebab dengan suntik akan langsung menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Sebelum diujicoba pada pasien covid-19, Nanogold sudah terbukti mampu menyembuhkan penderita lepra. Efektivitas kenaikan imunitas para penyandang lepra ditandai dengan tidak mudahnya penderita sakit pilek, batuk, flu dan sakit-sakit ringan lainnya. Peningkatan imun juga ditandai dengan cepatnya kesembuhan pasien lepra, jika terserang beberapa penyakit.
"Atas dasar pengalaman empiric itulah, pada masa pandemi covid-19 penelitian Nanogold yang dilakukan sejak tahun 2017 dikembangkan untuk membantu meringankan penderita covid-19 melalui peningkatan imun tubuh, " jelasnya.
Sebelumnya, penelitian ini juga telah dikembangkan oleh pusat inkubasi Unesa dalam beberapa produk kosmetik dan herbal kesehatan.
Topik penelitian kemudian dialihkan karena mengikuti imbauan pemerintah untuk membantu menanggulangi wabah covid-19. Pengembangan penelitian ini karena sifat Nanogold yang memiliki aktivitas antioksidan dalam meredam radikal bebas sepuluh kali vitamin E.
"Tiap orang menerima satu dosis suntikan Nanogold ini sebanyak 3 CC, " ucapnya.
Suntikan nanogold ini juga bisa digunakan untuk warga yang belum melakukan vaksin covid-19. Sehingga bisa meningkatkan imunitas tubuh. Sedangkan bagi yang sudah melakukan vaksin covid-19 bisa membantu mengencerkan darah.
Penelitian ini dibiayai dalam kegiatan penelitian pengembangan kompetitif nasional tahun 2020 hingga 2021. Tim peneliti juga menggandeng dua industri bidang kesehatan, yakni PT Inovasi Mitra Sukses dan PT Kanza Ekselensia Utama.
(TOM)