Khofifah optimistis Jatim jadi pusat gravitasi ekonomi Indonesia

Arsip - Khofifah Indar Parawansa saat menjabat Gubernur Jatim meninjau dermaga baru Pelabuhan Feri Jangkar Situbondo beberapa tahun lalu. (ANTARA/Novi H) Arsip - Khofifah Indar Parawansa saat menjabat Gubernur Jatim meninjau dermaga baru Pelabuhan Feri Jangkar Situbondo beberapa tahun lalu. (ANTARA/Novi H)
Surabaya: Khofifah Indar Parawansa optimistis Jawa Timur dapat menjadi pusat gravitasi ekonomi Indonesia. Mantan Gubernur Jawa Timur ini melihat potensi besar dari sektor kelautan, perikanan, dan hasil budi daya lainnya yang berpusat di dermaga.

Khofifah menjelaskan bahwa Jawa Timur memiliki enam pelabuhan besar, yaitu Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Teluk Lamong, Pelabuhan Tanjung Wangi, Pelabuhan Boom Banyuwangi, Pelabuhan Kalianget, dan Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo.

"Pelabuhan  memiliki peran sangat vital dalam menunjang kelancaran distribusi logistik dari dan ke wilayah Jatim serta dari dan ke berbagai negara," ujar Khofifah dikutip dari Antara, Selasa, 18 Juni 2024.

Sebagai hub Indonesia Timur, Khofifah menyebut Jawa Timur memiliki dua dermaga yang mampu menangani barang, orang, dan aktivitas perdagangan dalam skala besar. Tanjung Perak di Kota Surabaya dan Tanjung Tembaga di Probolinggo bukti kesiapan Jawa Timur memenuhi pasar antarpulau dan meningkatkan aktivitas ekonomi.

Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki banyak kapal yang berlabuh di dermaga untuk berbagai aktivitas ekonomi dan pariwisata. Khofifah menyoroti bahwa pergerakan ekonomi di Pelabuhan Tanjung Perak didukung oleh Pelabuhan Tanjung Tembaga, yang memiliki potensi besar sebagai pintu gerbang antarkota dan antarpulau untuk mempercepat aktivitas ekonomi dari sektor laut.

"Tanjung Perak yang berskala internasional dan Tanjung Tembaga yang memiliki lokasi strategis sebagai pintu gerbang dari wilayah-wilayah hinterland-nya yang meliputi Probolinggo, Jember, Pasuruan, Situbondo dan Lumajang," katanya.

Khofifah juga optimistis bahwa Pelabuhan Probolinggo akan menjadi pelabuhan internasional karena telah memiliki sertifikat pemenuhan keamanan fasilitas pelabuhan dari Kemenhub RI berdasarkan International Code For Security of Ships and Port Facilities (ISPS Code).

"Keberadaan lelabuhan di Jatim akan mendukung dan menyukseskan konsep zonasi pelayanan transportasi laut di Jatim. Zonasi bertujuan agar bongkar muat kapal tidak tersentral di Surabaya, menekan cost transport, menumbuhkan pusat ekonomi baru, dan menaikkan daya saing Jatim," tambahnya.
 

Zona pelayanan transportasi laut di Jawa Timur terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian utara (Lamongan, Tuban, Bojonegoro, dan sekitarnya) dilayani oleh Pelabuhan Brondong, Paciran, dan Lamongan Integrated Shorebase. 

Wilayah Surabaya, Gresik, dan sekitarnya dilayani oleh Pelabuhan Tanjung Perak, Gresik, JIIPE, dan Teluk Lamong. Wilayah Situbondo, Jember, Lumajang, Banyuwangi, dan sekitarnya dilayani oleh Pelabuhan Tanjung Wangi dan Boom Banyuwangi. 

Wilayah Madura dan kepulauan dilayani oleh pelabuhan di wilayah kepulauan dan Kalianget. Sementara itu, pembangunan pelabuhan di wilayah selatan Jawa Timur seperti Pelabuhan Pacitan, Prigi, dan Sendang Biru sedang direncanakan.

"Untuk wilayah selatan Jatim, direncanakan pembangunan Pelabuhan Pacitan, Prigi, dan Pelabuhan Sendang Biru. Lalu Pelabuhan Probolinggo sendiri akan melayani wilayah Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan sekitarnya. Keberadaan pelabuhan itu bukan sebagai pesaing, tapi sebagai komplemen dari Pelabuhan Tanjung Perak," ujarnya.

"Selamat Hari Dermaga Nasional, semoga peran dermaga dalam mendukung seluruh aktivitas pusat ekonomi masyarakat bisa meningkat dan memberi manfaat sebesar besarnya bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat Jatim pada khususnya," tutup Khofifah.


(SUR)

Berita Terkait