JAKARTA: Siapa sih yang tega membiarkan anak tidur sendiri. Tapi jangan salah, di usia 3 atau 4 tahun, sebaiknya orang tua bisa mulai membiasakan Si Kecil tidur terpisah dengan Ayah dan Ibu. Kenapa?
Di usia 3 atau 4 tahun anak sudah mulai dapat berkomunikasi dengan baik, dapat mengungkapkan perasaan dan keinginannya, serta dapat memahami perintah yang Ibu berikan padanya.
Selain itu, ada juga beberapa manfaat yang didapatkan anak ketika ia sudah mulai tidur sendiri, diantaranya:
1. Melatih keberanian dan kemandirian
Manfaat utama yang dirasakan orang tua saat membiasakan anaknya tidur sendiri adalah membuatnya jadi lebih berani. Bukan perkara mudah bagi si kecil untuk tidur sendiri. Namun, jika dilatih dan dibiasakan anak akan belajar memejamkan mata tanpa dipeluk orang tua. Serta, ia akan berusaha mengatasi ketakutannya sendiri.
Selain itu, tentunya Moms dan Dads ingin si kecil tumbuh menjadi pribadi yang mandiri kan? Nah, contoh paling mudah yang bisa dimulai yaitu dengan membiasakannya tidur di kamarnya sendiri.
2. Meningkatkan kepercayaan diri
Tanpa disadari, anak yang sudah terbiasa tidur sendiri akan terlihat lebih percaya diri. Tentu kepercayaan diri sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya di usia ini ya. Terutama dalam kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.
3. Mengenal jam tidurnya
Journal of Epidemiology & Community Health menyebutkan anak yang tidur di waktu yang tepat umumnya akan mengalami peningkatan performa kognitif yang penting bagi tumbuh kembangnya ke depan. Maksimal, Si Kecil harus bisa tidur sendiri pada usia 8 tahun.
4. Memiliki kualitas tidur yang baik
Ketika anak sudah memiliki kamar sendiri dan terbiasa untuk tidur sendiri, ia akan memiliki kualitas tidur yang lebih baik. Psikolog Anak, Jovita Maria mengatakan bahwa anak yang tidur di kamarnya sendiri akan lebih pulas dan terjaga kualitas tidurnya.
5. Jadi disiplin dan paham privasi
Saat anak sudah terbiasa tidur sendiri ia akan mengenal tentang disiplin dan aturan yang harus ditaati. Ia akan terbiasa dengan jam tidur dan bangun tidurnya sendiri. Tak hanya itu, ia juga akan paham dengan ruang privasinya. Sehingga ia belajar tentang menghargai privasi orang lain. Misalnya, orang tua memberi contoh untuk mengetuk pintu ketika ingin masuk ke dalam kamar.
(TOM)