TRENGGALEK: Sebanyak 2.500 anak di Trenggalek, Jawa Timur, mengalami gizi buruk akut atau stunting. Kasus stunting tertinggi di Kecamatan Pule, Panggul dan Kecamatan Munjungan.
Kepala Dinas Kesehatan Trenggalek, Sunarto mengklaim, angka stunting tersebut mengalami penurunan drastis selama 5 tahun terkahir. Pada 2018 angka stunting k mencapai 14 persen dan turun menjadi 13, 4 persen pada 2019.
"Kemudian pada 2020 turun 11,4 persen dan 2021 turun lagi, 9,7 persen. Pada 2022 turun menjadi 7, 9 persen dan semester pertama 2023 menjadi 6, 7 persen, " ujarnya.
BACA: 2 Tahun Buron, Penghina Bupati Situbondo Ditangkap Usai Foto Bareng
Untuk memaksimalkan penurunan stunting, lanjut Sunarto, tahun ini Dinas Kesehatan mengelontorkan anggaran Rp 5,5 miliar untuk ibu hamil dan balita.
"Selain itu juga menggenjot program pendampingan ibu hamil dan balita, " " ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PPK, Novita Hardini menerjunkan seluruh kader PPK di tingkat desa untuk melakukan pendampingan secara intensif terhadap anak stunting.
"Sejumlah kendala sering dihadapi di lapangan. Salah satunya dari keluarga stunting yang menganggap kasus gizi buruk sebagai hal biasa. " ujarnya.
(TOM)