Lamongan: Ratusan hektare ladang tanaman pangan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur terancam gagal panen akibat kekeringan waduk di Pantura selama beberapa bulan terakhir. Kekeringan tersebut membuat sebagian petani di kawasan itu khawatir dan membiarkan lahannya terlantar tanpa tanaman.
Beberapa waduk di wilayah utara kabupaten, seperti waduk di Banyutengah, Desa Pantenan, embung Desa Banyutengah di Kecamatan Panceng, waduk Desa Mentaras, dan waduk Siraman di Kecamatan Dukun, mengering sebulan terakhir. Selain itu, waduk Desa Ketanen di Kecamatan Panceng dan Waduk Sumengko di Desa Tebuwung, Kecamatan Dukun, juga mengalami kejadian yang sama.
Air waduk tersebut terkuras untuk menyelamatkan tanaman padi dan jagung yang jauh dari saluran irigasi, mengakibatkan debit air waduk dialirkan dalam jumlah besar dan mengering. Lahan tanaman pangan yang jauh dari irigasi dibiarkan mengering.
"Ya, tidak bisa apa-apa. Kita hanya bisa pasrah tanaman sudah mulai mengering," keluh petani Desa Ketanen, Wahid, 57, dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 27 Januari 2024.
Kekeringan waduk dan embung di wilayah tersebut menyebabkan ratusan hektare tanaman pangan terancam gagal panen. Sebagian lahan lainnya yang berada di bawah irigasi waduk dibiarkan tanpa tanaman setelah panen musim tanam pertama.
"Secara umum, panen tidak maksimal. Apalagi ditambah adanya serangan sejumlah hama tanaman," tambah Kasmuri (51), petani Desa Tebuwung, Kecamatan Dukun. Menurutnya, tidak adanya hujan selama lebih dari dua bulan terakhir membuat waduk di kecamatannya mengering, termasuk Waduk Sumengko yang debit airnya habis sejak sebulan lalu. Waduk Mentaras dan waduk Siraman juga mengering sejak dua bulan terakhir, terutama saat hujan tidak turun lagi di kawasan tersebut.
Kekeringan waduk dan embung di wilayahnya membuat petani sengaja membiarkan lahan bekas panen terlantar tanpa tanaman untuk mencegah gagal panen saat tanaman sedang tumbuh.
(SUR)