Clicks: Selama Tri Rismaharini menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, ia memang dikenal sebagai sosok yang gemar melakukan aksi blusukan. Gaya kepemimpinan blusukan khas Risma juga tecermin sampai sekarang ini, ketika menjadi Menteri Sosial (Mensos).
“Pada saat beliau menjadi Menteri Sosial, saya kira tepat kalau dalam menyelesaikan masalah sosial memang harus turun ke lapangan,” kata Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily dalam diskusi virtual Crosscheck dengan tajuk “Risma Blusukan, Siapa Blingsatan?“ yang disiarkan melalui akun YouTube Medcom.id pada Minggu, 10 Januari 2020.
Terkait aksi blusukan yang dilakukan Risma di kawasan Jakarta, menurut Ace, ada yang kurang. Seharusnya Risma juga mengajak Dinas Sosial (Dinsos) setempat.
“Sehingga ketika ada tunawisma yang harus ditangani oleh pemerintah daerah, maka bisa langsung dimasukkan ke panti, itu kan kewenangan Dinas Sosial,” ucapnya.
Menurut politikus Golkar itu, hal mendesak yang seharusnya dilakukan oleh Risma saat ini bukanlah blusukan, melainkan membenahi data kemiskinan di Tanah Air. Dalam kondisi pandemi covid-19, reformasi perlindungan sosial lah yang harus dikedepankan. Sebab, banyak masyarakat yang jatuh miskin akibat covid-19.
Pasalnya, masih banyak inclusion error dan exclusion error yang terjadi dalam penyaluran bantuan sosial. Penerima inclusion error adalah orang yang tidak berhak menerima manfaat tetapi masuk database penerima manfaat. Sedangkan exclusion error adalah orang yang berhak menerima manfaat, tetapi tidak masuk ke dalam database sebagai penerima manfaat.
“Sekarang (data kemiskinan) itu semuanya harus di-update dan dimutakhirkan,” ujar Ace.
Aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu sempat menjadi sorotan publik. Banyak yang berpendapat bahwa aksi tersebut hanya setting-an dan merupakan bagian dari manuver politik Risma.
(SYI)