PASURUAN : Meninggalnya Rara (4) membuat kedua orangtuanya syok. Keluarga Sucipto dan Satuhah sama sekali tak menyangka jika anak perempuannya itu tewas dengan cara mengenaskan. Keduanya pun meminta pelakunya dihukum mati lantaran aksi tersebut merupakan perbuatan keji dan biadab.
Hingga Rabu pagi 8 Juli 2020, suasana duku masih menyelimuti rumah warga Dusun Klompang, Desa Tanggulangin, Kecamatan Kejayan, Pasuruan itu. Kedua orang tua korban terus menangis meratapi musibah yang dialaminya. Mereka tak menyangka anak ketiganya, yang merupakan perempuan satu-satunya meninggal dunia dengan mengenaskan di parit sawah.
"Kami mereka berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya kalau perlu mati. Perbuatan itu seperti bukan manusia tapi binatang," ungkap Sucipto sambil terus menangis.
Sementara itu, ibu korban Satuhah mengatakan pada Selasa siang kemarin korban diketahui bersama seorang perempuan. Perempuan tersebut merupakan istri dari tetangganya. Diketahui, mereka baru dua minggu tinggal di dusun tersebut.
"Awalnya saya tak ada firasat apapun," ungkapnya.
Namun menjelang sore hari, Satuhah mulai khawatir. Sebab Rara tak kunjung pulang. Kemudian dia mendatangi perempuan berinisial R tersebut dan menanyakan keberadaan anaknya.
"Tapi dia (R,red) mengaku tidak tahu dan merasa tak mengajak anak saya," ujarnya.
Hanya saja menurut Satuhah dia mendapati ada yang janggal dari R. Sebab tangganya ada bekas cakaran dan pakainnya berlumuran lumpur dan basah.
"Saya baru tahu anak saya meninggal setelah diberi tahu tetangga," pungkasnya.
Sementara itu, saat ini pihak kepolisian telah mengamankan pasangan suami istri yang terakhir bertemu dengan korban. Diberitakan sebelumnya, Rara ditemukan tewas mengenaskan di parit sawah dekat rumahnya. Korban ditemukan dengan luka dan perhiasan korban hilang dibawa pelaku.
(ADI)