TUBAN: Cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan utara Kabupaten Tuban, Jawa Timur tidak membuat nelayan tradisional takut. Buktinya, para pemburu ikan ini tetap nekat berangkat melaut, Kamis 4 Februari 2021.
Sejumlah nelayan nelayan tradisional tetap nekat melaut untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari. Mereka berangkat dini hari dengan menggunakan perahu ukuran delapan meter. Mereka baru pulang pagi hari.
Meski harus bertaruh nyawa melawan gelombang besar, hasil tangkapan nelayan tidak sebagus kondisi normal. Setiap nelayan mendapat hasil berbeda, tergantung keberutungan.
"Ada juga hanya mendapat satu setengah kilogram ikan. Tangkapan itu untuk beli najan bakar saja tidak cukup. Kalau tidak berangkat malah tidak dapat apa-apa, " ujar Naslam, salah satu nelayan asal Tambakboyo, Tuban.
Selain menantang maut di tengah lautan, para nelayan juga harus mengungsikan perahu. Mereka tak bisa menambatkan perahu sembarangan karena beresiko rusak diterjang gelombang.
Salah satu lokasi pengungsian perahu adalah teluk di kawasan Terminal Wisata Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu. Sedikitnya ada 100 perahu berlindung dari terjangan ombak dan gelombang tinggi.
Perahu-perahu ini milik nelayan dari Kecamatan Tambakboyo yang berjarak sekitar 25 kilometer. Ombak di teluk relatif kecil dibanding daerah tempat mereka tinggal yang mencapai ketinggan hingga lima meter.
Para nelayan bergantian menjaga perahu yang diungsikan. Mereka datang dan pulang dengan cara naik angkutan atau menyewa kendaraan bak terbuka karena lokasi teluk dan rumah cukup jauh.
(TOM)