SURABAYA: Puncak Harlah Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Ke-8 yang dijadwalkan 28 Agustus 2021 mendatang akan terasa istimewa. Sebab, salah seorang anggota tim pengembang vaksin Covid-19 asal Indonesia akan datang memberikan orasi ilmiah. Siapa dia?
Namanya Indra Rudiansyah (29), yang kini sedang menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Oxford, Inggris. Dia adalah orang Indonesia yang ikut berkontribusi di balik terciptanya vaksin Covid-19 AstraZeneca bersama Profesor Sarah Gilbert.
"Kami sudah meluncurkan undangan ke yang bersangkutan, dan sudah menyanggupinya untuk hadir memberikan orasi ilmiah, meski secara virtual pada acara puncak Harlah. Kami mengundangnya selain karena saat ini semua dunia sedang membutuhkan vaksin, " ujar Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, dalam press conference di Tower Unusa kampus B Jl. Jemursari Surabaya, Rabu 11 Agustus 2021.
BACA: Lewat Heksama Card, Mahasiswa Unusa Ajak Belajar Sambil Bermain
Selain, Indra Rudiansyah sengaja diundang lantaran sesuai dengan tema Harlah Unusa Ke-8. Yaitu bertajuk Vaksin: Daulat Kesehatan dan Potensi Pengembangannya di Indonesia. Tema ini pula yang akan menjadi judul orasi ilmiahnya.
Dijelaskan Rektor, sosok Indra tergabung dalam tim Jenner Institute pimpinan Profesor Sarah Gilbert yang sejak 20 Januari 2020, tim tersebut dan Oxford Vaccine Group bekerja sama menguji coba vaksin virus corona di Pusat Vaksin Oxford.
"Bangsa ini tentu harus bangga ada putra terbaiknya yang bisa tergabung dalam tim untuk uji klinis vaksin Covid-19 meskipun bukan sebagai penelitian utama. Kami berharap dia bisa menceritrakan pengalamannya selama dalam tim tersebut dalam orasi ilmiahnya, " katanya.
Seperti diketahui, awal mula Indra, penerima beasiswa LPDP bergabung dengan tim tersebut ketika wabah Covid-19 mengalami eskalasi menjadi pandemi. Semua aktivitas di kampus ditutup kecuali untuk bidang yang terkait Covid-19.
Saat itu, laboratorium kekurangan orang, padahal penelitian tentang Covid-19 membutuhkan banyak sumber daya manusia. Di saat itulah project leader-nya membuka pintu bagi siapapun yang ingin bergabung, dan Indra Rudiansyah masuk ke tim untuk membantu uji klinis.
Di tim tersebut itu Indra bertugas menguji antibody response dari para relawan yang sudah divaksinasi. Sebelumnya Indra sudah punya pengalaman terlibat dalam pengembangan vaksin rotavirus dan novel polio di Biofarma setelah lulus dari Institut Teknologi Bogor (ITB).
Mahasiswa doktoral Clinical Medicine di Universitas Oxford itu mengungkapkan, sebenarnya penelitian utama untuk tesis yang akan diambil Indra adalah vaksin malaria. Namun, keikutsertaannya di tim Jenner Institute merupakan real case dari penelitian vaksin untuk menyelamatkan banyak orang.
(TOM)