SURABAYA : Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memastikan ketersediaan hewan kurban di Jatim aman menjelang Hari Raya Idul Adha. Saat ini ketersediaan ternak siap potong di Jatim mencapai 1,2 juta ekor. Untuk sapi dari populasi 5,2 juta ekor (sapi potong dan sapi perah) terdapat 441.371 ekor sapi siap potong dan potensi hewan ternak kurban sebanyak 108.136 ekor.
"Untuk kambing dari populasi 4,3 juta ekor terdapat 659.270 ekor kambing siap potong dan potensi menjadi ternak kurban 161.521 ekor," katanya, Rabu 1 Juni 2022.
Sedangkan untuk domba dari populasi 1,4 juta ekor domba terdapat ketersediaan 490.878 ekor domba siap potong dan potensi menjadi ternak kurban 120.265 ekor. Jika dibandingkan dengan pemotongan hewan kurban di Jatim, pada tahun 2021, total pemotongan ternak kurban sebanyak 396.491 ekor. Rinciannya, sapi sebanyak 70.961 ekor, kambing sebanyak 276.987 ekor, dan domba sebanyak 48.531 ekor.
"Kami memproyeksikan pemotongan hewan kurban di Jatim tahun 2022 sebanyak 432.845 ekor, dengan rincian sapi sebanyak 87.965 ekor, kambing sebanyak 296.349 ekor, dan domba sebanyak 48.531 ekor," terangnya.
Baca juga : Hujan Semalam, 5 Kecamatan di Ponorogo Terendam Banjir
Terkait kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menginfeksi ribuan sapi di Jatim, Khofifah telah meminta para bupati dan wali kota se-Jatim untuk segera menerbitkan Surat Keputusan (SK) pembentukan Satuan Tugas (Satgas) penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayahnya masing-masing. Satgas ini nantinya gabungan baik dari jajaran TNI, Polri, maupun instansi terkait.
"Bupati dan wali Kota, mohon segera mengeluarkan SK pembentukan Satgas PMK ini berkoordinasi denga Dandim dan Kapolres. Terutama di titik-titik pengumpulan hewan kurban. Sehingga hari ini harus lebih restriktif tempat di mana masyarakat bisa mengakses hewan kurban," tandasnya.
Selain membentuk satgas di kabupaten dan kota, Khofifah juga meminta para bupati maupun wali kota untuk menyiapkan anggaran pengadaan obat-obatan, sarana pendukung pengendalian dan operasional petugas vaksinasi PMK. Serta melakukan pemetaan status bebas, tertular dan terduga berdasarkan kecamatan atau desa.
"Kemudian melakukan pendataan jumlah hewan rentan PMK berbasis desa. Ini untuk kesiapan vaksinasi serta penyiapan SDM meliputi dokter hewan di Jatim sebanyak 950 orang dan paramedis veteriner sebanyak 1.500 orang. Ini untuk pelaksanaan pengobatan dan vaksinasi masal," pungkas mantan Mensos ini.
(ADI)