MALANG : Nama Herry Amir Lubis memang tak begitu dikenal orang. Namun di kalangan aquascaper atau pecinta seni landskap dunia laut dalam akuarium, sosok pria asal Malang, Jawa Timur sudah akrab di telinga.
Pria yang akrab dipanggil Herry Rasio ini mencatakan berbagai prestasi fenomenal. Salah satunya, berhasil menjadi juara dunia lima kali beruntun dalam kontes aquascape (seni yang mengatur tanaman, air, batu, karang dalam aquarium) internasional.
Awalnya, Herry mengaku hanya coba-coba menekuni hobi baru aquascape pada tahun 2013. Sebelumnya, berbagai hobi sempat ditekuni. Mulai dari otomotif hingga membuka usaha distro kaos tematik.
“Awalnya cuma coba-coba. Belajar dari banyak ahli dunia aquascape melalui media sosial. Ternyata asik juga, akhirnya saya tekuni, “ ujarnya membuka cerita.
Berbekal ketekukan dan keuletan belajar, Herry mulai mengikuti sejumlah kontes aquascape di sejumlah negara setelah beberapa kali berhasil menjadi juara 1 nasional.
Tak sia-sia, Herry berulangkali menyabet gelar di kejuaraan dunia. Termasuk lima gelar juara dunia berturut-turut, pada 2014 hingga 2019 lalu. Sejak itu, Herry kerap didaulat sebagai juri dalam kontes serupa dalam dan luar negeri.
Untuk membuat sebuah quascapea, Henry membutuhkan waktu penyelesaian hitungan minggu hingga bulan, tergantung ukuran dan konsep yang ditawarkan. Aquascape sendiri merupakan diorama atau miniatur alam yang diciptakan di dalam akuarium berukuran tertentu.
Layaknya sebuah ekosistem asli di alam liar. Perpaduan kayu batu dan tanaman mini adalah keharusan yang tidak dapat dipisahkan jika ingin mendapatkan hasil sempurna. Komponen air dan sekelompok ikan jenis tertentu juga memberikan keuatan magis di setiap pengerjaan aquascape .
“Sering juga sebelum memiliki gambaran kasar sebuah konsep, saya mengajak anak dan istrinya keluar masuk hutan mencari inspirasi dan gambaran nyata alam liar,“ ujarnya.
Melalui hobi ini, pundi-pundi rupiah dapat dikumpulkan. Banyak pesanan datang. Untuk setiap konsep yang ditawarkan berkisar antara satu juta hingga ratusan juta rupiah.
Meski sudah membuktikan orang Indonesia bisa mengantongi prestasi dunia sekaligus meraup rupiah, Namun Herry mengaku mengalami kesulitan mencari penerus hobinya itu.
“Di Kota Malang sendiri saya tidak menemukan a aquascaper yang pernah mengikuti kontes apalagi menjadi juara di kontes regional maupun nasional," ucapnya.
(TOM)