Pemkot Malang Beli 600 Tabung Oksigen dan 500 Oximeter untuk Isoman

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

MALANG : Pemerintah Kora (Pemkot) Malang akan membeli 600 tabung oksigen dan 500 oximeter (oksimeter). Upaya ini untuk mengatasi lonjakan kasus covid-19 di sejumlah RT dan RW. Wali Kota Malang Sutiaji dua alat tersebut bakal dipinjamkan ke RW untuk mengawasi kondisi pasien-pasien covid-19 di Kota Malang.

"Rencana di tanggal 8 atau 9 Agustus 2021 tabung sudah datang. Nanti akan kita bagikan ke seluruh RW, jadi setiap RW nanti ada tabung," ujar Sutiaji, Rabu 28 Juli 2021.

Pihaknya kini telah menyiapkan tabung gas oksigen berukuran satu meter kubik seharga Rp2,8 juta per tabungnya dari pihak penyedia. Bila stoknya dirasa membutuhkan tambahan, maka tak menutup kemungkinan Pemkot Malang bakal kembali mendatangkan stok tabung gas oksigen.

Nantinya, selain tabung oksigen ada juga oksimeter atau alat pengukur kadar oksigen di dalam darah, yang bakal didistribusikan ke kelurahan dan tingkat RW. Namun sistemnya adalah peminjaman bukan kepemilikan penuh.

"Mekanismenya per RW satu. Nanti sistemnya dipinjamkan ya tabung satu meter kubik. Sementara kami pesen 600 tabung. Target secepatnya, kemarin dari penyedia itu ya Agustus," ujarnya.

BACA JUGA : Jelang Pelaksanaan Umrah 1443H, Ini Persiapan Kemenag

Sementara itu, untuk oksimeter, pihaknya bakal memberikan kepada masing-masing RT di Kota Malang untuk mengecek kondisi pasien isolasi mandiri. Pemkot Malang juga telah menerima bantuan 500 oksimeter dari crazy rich Malang Gilang Widya Pramana. "Oksimeter ini datang dari juragan 99. Itu akan kami bagikan plus ada penambahan lagi nanti," kata pria kelahiran Lamongan ini.

Menurutnya, pengadaan tabung gas oksigen dan oksimeter ini penting untuk menunjang pengawasan pasien covid-19 di tingkat terbawah. Apalagi, di Malang saat ini ada depo pengisian ulang gas oksigen gratis oleh Pemprov Jawa Timur di Kantor Bakorwil III Malang. Selain itu dia juga beberapa kali mendapat laporan keluhan dari warga yang mengalami sesak napas, saat dicek saturasi oksigennya hanya di angka 70 saja.

"Ini harus ada pemantauan. Puskesmas mempunyai tugas untuk melatih petugas di masing-masing RT RW. Untuk pendeteksi dini. Bagaimana cara menggunakan oksimeter dan thermogun dan bagaimana kalau ada orang sakit. Setiap kelurahan kan ada penanggung jawab dokter masing-masing," tandasnya.

 


(ADI)

Berita Terkait