Surabaya: Aqiella Nadya Shafwah, anak korban insiden bom Surabaya, tidak dapat menahan tangis saat dinyatakan lulus seleksi rekrutmen bintara Polri Tahun Anggaran 2024. Ia adalah calon siswa Sekolah Polisi Wanita Lembaga Pendidikan dan Latihan (Sepolwan Lemdiklat) Polri.
Aqiella langsung memeluk ayahnya, Ipda Ahmad Nurhadi. Keduanya hadir di sidang akhir pengumuman seleksi Bintara Polda Jawa Timur (Jatim).
“Bapak korban bom tahun 2018, saat itu saya masih SMP. Dari situ saya bangga dengan Bapak. Bapak mengabdi menjaga misa gereja, menjaga jemaat gereja, hingga mengorbankan diri. Saya seperti ingin menjadi seperti Bapak, (jadi) pahlawan. Saya ingin meneruskan perjuangan Bapak,” ujar Aqiella dikutip dari Tribratanews, Jumat, 12 Juli 2024.
Aqiella mengingat kembali peristiwa bom Surabaya yang terjadi pada 2018. Ayahnya harus kehilangan penglihatan akibat insiden tersebut.
“Yang masih terngiang-ngiang di hari itu ketika Bapak saya dinas, pamit dinas bilangnya jaga gereja seperti biasa itu di hari Minggu, ya bapak berangkat tugas seperti biasa. Bapak jaga gereja bersama rekan satunya Om Junaidi. Posisinya Bapak itu ada di depan, di samping pos satpam. Tiba-tiba saat bergantian misa jemaat gereja itu, ada sepeda motor yang tiba-tiba nyelonong masuk, ternyata mereka pelaku bom bunuh diri. Terus ketika meledak, Bapak saya terjatuh,” cerita Aqiella.
Aqiella menerima kabar buruk itu dari rekan ayahnya dan hanya bisa menguatkan ibunya. Berharap ayahnya selamat.
“Tiba-tiba saya dapat kabar dari rekannya Bapak saya, ‘Wah ini gereja yang dijaga sama Bapak terkena bom’. Langsung saya kaget, saya lemas, kenapa kok harus Bapak saya yang kena ya Allah. Saya nangis, saya saling menguatkan mama untuk, ‘Nggak apa-apa Ma, insyaallah, Bapak masih diberi kesempatan lagi sama Tuhan’,” ujar Aqiella.
Ipda Ahmad Nurhadi tidak hanya mengalami kebutaan tetapi juga luka berat di kaki kiri dan luka bakar 40 persen di bagian kiri tubuh.
“Bapak tidak bisa melihat apa-apa, lalu sekujur tubuhnya panas. Jadi, Bapak saya kehilangan penglihatannya, terus tulang kakinya hancur, hancur 12 sentimeter tulang pergelangan yang sebelah kiri. Yang paling parah anggota tubuh sebelah kiri itu kena luka bakar 40 persen,” kata Aqiella.
Keluarga merasakan kepedihan mendalam atas peristiwa yang dialami ayahnya. Namun, ketabahan dan semangat Ipda Ahmad Nurhadi menjadi motivasi bagi Aqiella untuk melanjutkan tugas ayahnya sebagai abdi negara.
“Saya sudah melihat perjuangan Bapak, ini bagi saya sangat keren sekali. Jadi, pengabdian Bapak ini bukan main-main, tapi sungguh. Bukan hanya bekerja mencari nafkah untuk keluarga, tapi mengabdi kepada masyarakat dan negara. Sampai harus mengorbankan diri sendiri, taruhannya nyawa” ujar Aqiella.
Aqiella menyampaikan niatnya menjadi polwan kepada ayahnya yang mendukung penuh. Ibunya juga merestui pilihan tersebut.
Dirinya mengikuti rekrutmen Bintara Polri melalui jalur rekrutmen proaktif (rekpro), tetapi mempersiapkan fisik, mental, dan kemampuan akademis dengan serius.
“Saya ini Bintara Polri jalur rekpro, penghargaan orang tua, penghargaan terhadap Bapak. Proses rekpro dengan regular sama saja, tapi rekpro setahu saya ada kuotanya. Tesnya nggak ada yang membedakan, sama-sama wajib mengikuti semuanya mulai dari jasmani, terus psikologi dan lain-lain sama saja. Jadi saya sebelumnya sudah mulai belajar untuk tes akademik, soal-soal psikologi, sama yang pertama pasti mempersiapkan mental dulu,” jelas Aqiella.
Ia mempelajari soal-soal tes dari internet dan giat melatih fisik. Dalam persiapan jasmani pun Aqiella giat melatih kemampuan renang, shuttle run, dan lainnya.
Persiapan ini penting karena peserta rekpro tidak pasti lolos jika tidak memenuhi syarat.
“Nggak pasti lolos (peserta jalur rekpro), kalau dia nggak memenuhi syarat bisa nggak lolos, makanya saya juga persiapan akademis, mental dan fisik,” ungkapnya.
Aqiella berterima kasih kepada Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen Pol Dedi Prasetyo, Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto, dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce.
“Bapak saya senang banget. Saya ingin mengucapkan terima kasih juga kepada Bapak Kapolri, Bapak Asisten SDM, Bapak Kapolda Jatim, dan Bapak Kapolrestabes Surabaya karena sudah memberikan saya kesempatan ikut di penerimaan Bintara 2.024 ini, dan juga untuk meneruskan perjuangan Bapak,” kata Aqiella.
(SUR)