Harga Kedelai Meroket, Perajin Tahu di Gresik Terpaksa Naikkan Harga

Proses pembuatan tahu di Domas, Gresik (Foto / Huda/ Metro TV) Proses pembuatan tahu di Domas, Gresik (Foto / Huda/ Metro TV)

GRESIK : Kenaikan harga BBM dan ancaman resesi dunia, berdampak pada harga kedelai impor yang terus meroket. Akibatnya, dalam tiga pekan ini, perajin tahu di Gresik, merugi. Mereka pun terpaksa menaikkan harga.

Iswati, salah satu perajin tahu mengaku merugi sekitar Rp7 juta selama dua pekan ini. Selama 12 sebagai perajin tahu, Iswati menggunakan bahan baku kedelai impor dicampur kedelai lokal. Dalam sehari perajin tahu asal Desa Domas, Kecamatan Menganti, Gresik ini bisa menghabiskan 1,5 ton kedelai impor dicampur kedelai lokal.

Iswati menjelaskan harga kedelai impor terus naik dari Rp12.000 kini naik menjadi Rp14.000 perkilonya. Sebelumnya kedelai impor dari Amerika Rp500.000 per 50 kilogramnya, kini naik menjadi Rp700.000.

"Sedangkan, harga kedelai lokal dari Rp11.000, kini naik menjadi Rp12.000 per kilogramnya," katanya, Senin 7 November 2022.  

Menurut Iswati, meroketnya harga kedelai impor, akibat dari kenaikkan harga bbm dan ancaman resesi dunia. Dibanding saat ini, harga kedelai impor lebih bagus saat pandemi covid-19, hanya kisaran Rp12.000 per kilogramnya.

baca juga : Patuhi Prokes!, Penyebaran Covid-19 di Jatim Naik

"Agar tidak semakin merugi dan tidak mengurangi karyawan, saya terpaksa menaikkan Rp20.000 permasak, 6-8 kap atau box naik dari Rp260.000 menjadi Rp280.000 permasak," tandasnya.

Sementara itu, Rasli tengkulak tahu asal Gempolkurung mengaku setiap hari mengambil pesanan 7 kap atau box. Sebelumnya per kap atau box tahu, dihargai Rp34.000, sekarang naik Rp37.000 per kap. Meski harga naik, Rasli mengaku tidak masalah, pasalnya, jika perajin menaikkan harga, dirinya otomatis akan menaikkan harga juga.

"Ya kita ngikut aja kalau naik ya kita ikut naik," terangnya.


(ADI)

Berita Terkait