CLICKS: Apa yang dirindukan saat lebaran. Salah satunya, tentu ketupat dan opor ayam. Makanan ini sudah menjadi menu khas saat lebaran datang. Lantas, bagaimana opor ayam dan ketupat bisa dipilih menjadi menu khas hari raya umat Islam ini?
Opor ayam bukan muncul begitu saja menjadi makanan khas Lebaran. Ahli kuliner Fadly Rahman menyebut opor ayam sebagai makanan khas Indonesia yang dipengaruhi budaya Arab dan India. Kabarnya, hidangan ini sudah ada sejak sekitar abad ke-15.
“India punya kari, kalau Arab punya gulai. Nah, orang Indonesia memodifikasi keduanya dan akhirnya jadi deh opor,” ucap Fadly
Lantas, mengapa bisa opor ayam identik dengan Lebaran? Begini, Islam dibawa ke Nusantara oleh orang-orang Arab dan India. Jadi, bisa dikatakan, persebaran Islam juga diikuti dengan menyebarnya gulai dan kari, cikal bakal dari opor.
Bagian dari Nusantara yang kali pertama tersentuh Islam adalah Sumatera, khususnya di kawasan Selat Malaka, serta Jawa. Karena alasan ini pulalah, opor ayam yang ada di wilayah-wilayah tersebut sangat kental dengan Budaya Melayu dan Jawa.
Dari ilmu ‘otak atik gathuk’ orang Jawa, yaitu mencocokkan segala sesuatu sebagai peringatan, maka nama opor diartikan ‘apura-ingapura’ yaitu maaf-memaafkan.
Opor Ayam dan Ketupat
Saat lebaran, opor ayam disajikan dengan ketupat. Nama ketupat dari bahasa jawa 'kupat' artinya laku papat (empat prilaku). Terdiri dari pikiran, rasa, sikap, dan perbuatan. Semuanya adalah hal yang dilakukan manusia selama hidup.
Nah jika disimpulkan, ketupat dan opor ayam bukan hanya sekadar makanan khas lebaran. Namun mengadung sejarah dan filisofi mendalam. Saling maaf- memaafkan dari mulai pikiran, rasa, sikap, dan perbuatan. Seperti yang biasa kita ucapkan di Hari Idul Fitri, "Maaf lahir dan batin".
Dengan Menu Ini, Vegetarian saat Lebaran Tetap Bisa Makan Enak
Jadi, ketupat berasal dari kata Jawa ‘kupat’ yang berasal dari ‘laku papat’ yang terdiri dari pikiran, rasa, sikap, dan perbuatan. Semuanya
(TOM)