Pamekasan: Fenomena minyak goreng langka masih terjadi di sejumlah wilayah termasuk di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Sebagian warga mengaku kesulitan mendapatkan bahan pokok tersebut.
"Semuanya kosong. Katanya pasokan dari distributor lambat," ujar salah seorang warga Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Arianti, 30, dikutip dari Antara, Kamis, 17 Maret 2022.
Arianti mengaku terpaksa mendatangi sebanyak enam toko untuk membeli minyak goreng. Karena persediaan minyak goreng di rumahnya telah menipis.
Baca: Warga Pamekasan Bersusah Payah Mencari Minyak Goreng
"Saya baru menemukan ada toko yang menjual minyak goreng di sebuah warung kecil Sokalelah dengan harga Rp17 ribu per liter. Itu pun hanya tinggal beberapa bungkus saja," kata Arianti.
Hal serupa juga dirasakan Admina, 41, ibu rumah tangga di Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan. Admina mengaku telah mendatangi sejumlah toko di Pasar Sidorame Kertagena Laok dan Pasar Duko di Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan, tetapi ia tidak menemukan adanya minyak goreng.
"Padahal besok malam Nisfu Syakban. Saya tidak tahu harus membeli minyak goreng dimana. Karena semua toko yang saya datangi kosong," katanya.
Baca: Pemkab Pamekasan Alokasikan Rp1,5 Miliar Untuk Pelaku UMKM
Respons Disperindag
Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan, Achmad Sjaifudin, mengungkapkan penyebab terjadinya kelangkaan minyak goreng di sejumlah toko di Pamekasan. Menurutnya, hal itu disebabkan karena aksi panik warga (panic buying).
"Kalau dari sisi distributor sebenarnya stok banyak dan melimpah. Karena kami telah melakukan sidak secara langsung ke sejumlah toko grosir dan distributor minyak goreng," katanya.
Achmad memastikan akan berkoordinasi dan menerjunkan kembali tim ke beberapa toko swalayan dan toko kelontong di Pamekasan. Langkah ini dilakukan untuk menyelidiki habisnya persediaan minyak goreng.
(UWA)