MALANG : Lima warga dari satu RW 8 Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru, Malang, yang menjalani isolasi mandiri (isoman), meninggal dunia dalam waktu sepekan. Kelima warga itu mayoritas mengalami gejala menyerupai covid-19 dan harus isoman karena sulitnya mencari rumah sakit.
"Dari lima yang meninggal dunia itu, dua positif covid-19. Keduanya meninggal dunia, satu meninggal dunia di rumah sakit dan satu lagi saat isolasi mandiri di rumah," kata Ketua RW 8 Siswanto, Minggu 18 Juli 2021.
Sementara tiga warganya yang meninggal dunia belum dites swab kendati sesak napas dan batuk, menyerupai gejala covid-19. "Yang terindikasi covid-19 ada tiga orang, itu pun dimakamkan dengan standar protokol kesehatan covid-19," katanya.
Menurut Siswanto, pertengahan Juli mulai 12 Juli hingga beberapa hari setelah itu menjadi hari-hari yang dramatis dan menegangkan bagi warga ia dan sejumlah warga di lingkungannya. Sulitnya mencari rumah sakit rujukan membuat warga terpaksa melakukan isoman kendati memiliki gejala sedang.
BACA JUGA : Truk Fuso Tabrak 5 Kendaraan di Lumajang! Anak Tewas, Ibu Kritis
"Meninggalnya cepat, satu hari. Merasa nggak enak badan sesak napas, batuk, demam, besoknya sudah nggak ada. Belum dites swab itu. Jadi cepat sekali, sempat dramatis ya waktu itu seminggu kalau nggak salah yang meninggal delapan orang satu RW. Dua positif covid-19, tiga orang terindikasi gejala covid-19, dan tiga orang alhamdulillah tidak," katanya.
Hal ini menyebabkan setidaknya ada 18 warganya di 7 RT yang terkonfirmasi positif covid-19. Mereka diduga terpapar covid-19 dari berbagai macam lokasi, dari mulai klaster perkantoran dan tertular dari rumah sakit saat menjenguk anggota keluarganya yang terlebih dahulu terpapar covid-19.
"Ada yang menjenguk orang tuanya di rumah sakit umum, tiga hari setelahnya ngeluh sakit demam dan dites swab positif. Ada juga yang ngantar anaknya di RS Lavalatte, tiga hari setelahnya sakit dan dites positif. Yang anak keduanya juga positif. Ada yang dari kantor dan ada satu yang sukanya keluyuran," katanya.
Alhasil karena hal itu, sejak 5 Juli 2021 bendera merah berkibar di lingkungannya. Bahkan Jalan Selorejo yang berbatasan dengan Jalan Letjen Sutoyo terpaksa ditutup untuk mencegah warga luar keluar masuk. Kini, dia dan pengurus RT RW terus mengedukasi masyarakat agar patuh protokol kesehatan. Mereka juga memberi semangat kepada yang terpapar covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Kita semestinya tidak perlu takut, dalam arti kita harus jujur. Kalau memang kita positif kita laporkan ke Pak RT Pak RW. Nanti pak RT pak RW akan selalu membantu. Toh nanti puskesmas juga turun tangan membantu. Jadi di sini yang ditegaskan adalah kejujuran, dari warga sendiri untuk bisa membantu sampai sembuh," pungkasnya.
(ADI)