Pemkab Ponorogo Buru Karya Pujangga Ronggowarsito hingga Belanda

Kepala Disbudparpora, Kabupaten Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi (ANTARA/HO - Sonya) Kepala Disbudparpora, Kabupaten Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi (ANTARA/HO - Sonya)
Ponorogo: Pemerintah Kabupaten Ponorogo "memburu" karya sastra pujangga Ronggowarsito yang saat ini diketahui tersimpan di museum Belanda. Pemkab Ponorogo berusaha mengembalikan karya seniman asal Ponorogo, Jawa Timur, itu ke kampung halaman.

Kepala Disbudparpora Kabupaten Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi, di Ponorogo, Minggu, 26 Maret 2024, mengatakan langkah itu bagian dari program daerah mengembalikan benda-benda bersejarah yang berkaitan erat dengan Bumi Reog.

"Program pengembalian benda-benda bersejarah ini dilakukan untuk koleksi dan literasi sejarah yang akan ditempatkan di Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) yang kini dalam proses pembangunan," kata Judha dikutip dari Antara, Senin, 27 Mei 2024.

Menurut dia, karya sastra Ronggowarsito menjadi salah satu yang diburu karena pujangga besar tanah Jawa yang hidup pada masa Kasunanan Surakarta pada 1802-1873 itu pernah mengenyam pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Gerbang Tinatar milik KH Ageng Besari yang berada di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis.

"Kita tahu salah satu pujangga besar tanah Jawa, Ronggowarsito pernah mondok di Gerbang Tinatar, dan itu ada literasinya," ucap Judha.

Dia pun mengklaim jika sudah melakukan komunikasi dengan pihak museum. Selain itu, dia juga meminta bantuan kepada salah satu politikus sekaligus budayawan yakni Fadli Zon untuk memfasilitasi agar buku-buku karya Ronggowarsito bisa dibawa ke Indonesia khususnya Ponorogo.

"Prosesnya kita mengajukan permohonan terkait benda-benda bersejarah tersebut ke Pemerintah Belanda dan museum. Untuk ke arah sana kita perlu fasilitator, kebetulan Fadli Zon mau membantu," ujar Judha.

Tak hanya buku atau naskah karya Ronggowarsito, namun juga sejumlah benda pusaka lainnya seperti keris, tombak, patung, dan lain sebagainya yang juga akan diusahakan agar bisa dikembalikan ke Ponorogo.

"Semua yang ada di luar negeri kita mohonkan untuk dikembalikan, karena ini permintaan bupati sebagai literasi sejarah nanti di MRMP," kata Judha.


(SUR)

Berita Terkait