JAKARTA : Vaksin covid-19 ke depan akan berwujud lebih praktis, yakni cukup diminum layaknya obat. Salah satu vaksin covid-19 berbentuk pil kini dikembangkan perusahaan farmasi Israel, Oramed. Bentuk vaksin yang lebih praktis ini lebih menguntungkan ketimbang sistem suntik, karena tak membutuhkan tenaga kesehatan untuk penggunaannya serta mudah dalam pendistribusian.
CEO Oramed Nadav Kidron mengatakan, perusahaan siap memulai uji klinis pertama pada awal Agustus. Menurut dia, vaksin oral sangat menarik bagi negara berkembang karena mengurangi beban logistik serta menjadi solusi di negara kaya di mana tingkat keengganan masyarakat menggunakan jarum suntik terbilang tinggi. Survei di Amerika Serikat baru-baru ini mengungkap, hampir 19 juta warga yang menolak vaksin siap menerimanya jika dalam bentuk pil.
"Agar vaksin benar-benar bekerja dengan baik, kami membutuhkan orang sebanyak mungkin untuk menerimanya," kata Kidron, dikutip dari AFP, Minggu 1 Juli 2021.
BACA JUGA : 3,5 Juta Vaksin Moderna Bantuan AS Tiba di Indonesia
Manfaat lain dari vaksin pil ini adalah mengurangi jarum suntik dan sampah plastik. Bahkan, efek samping yang ditimbulkan lebih kecil. Namun vaksin oral menghadapi tantangan besar, bahan aktifnya cenderung tidak bertahan dalam perjalanan melalui saluran pencernaan.
Pengecualian ini termasuk vaksin untuk penyakit yang ditularkan melalui mulut dan sistem pencernaan seperti polio. Oramed mengklaim mampu mengatasi permasalahan tersebut yakni membuat kapsul yang mampu bertahan di lingkungan usus dengan tingkat keasaman tinggi. Teknologi ini ditemukan saat mengembangkan insulin oral bagi penderita diabetes.
Dikembangkan bersama pakar biokimia yang juga pemenang Hadiah Nobel Kedokteran, Avram Hershko, kapsul Oramed memiliki lapisan pelindung yang membuatnya terdegradasi secara lamban. Oramed meluncurkan perusahaan baru bernama Oravax khusus untuk membuat vaksin covid-19 oral. Cara kerja pil ini adalah membangkitkan respons kekebalan pada pengguna.
Para ilmuwan merancang partikel mirip virus korona sintetis yang bisa meniru tiga struktur kunci patogen, yakni protein lonjakan, protein amplop, dan protein membran. Sebagian besar vaksin covid saat ini, seperti Pfizer atau AstraZeneca, didasarkan pada protein lonjakan saja, membuat tingkat perlindungannya berkurang seiring berjalannya waktu karena protein lonjakan virus korona juga bermutasi.
Dengan menargetkan beberapa bagian virus, termasuk struktur yang lebih sedikit bermutasi, vaksin Oravax diklaim lebih tahan terhadap berbagai varian covid-19. Perusahaan telah mengajukan uji coba di beberapa negara dan akan memulai di Israel dalam pekan mendatang, sambil menunggu persetujuan Kementerian Kesehatan.
(ADI)