TULUNGAGUNG: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung melakukan kajian epidemiologi dengan mengambil sampel ginjal tikus. Tindakan ini dilakukan pascapeningkatan kasus leptospirosis atau penyakit kencing tikus.
Menurut Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka, selama tiga bulan terakhir tercatat tujuh warga yang positif terpapar leptospirosis dan tiga di antaranya meninggal dunia.
"Akhir 2022 hingga akhir Januari 2023 di Tulungagung kasus leptospirosis ada 7 kasus. 3 meninggal dan 4 sembuh," ujar Didik Eka, Selasa, 7 Februari 2023.
Ia menjelaskan, pengambilan sampel ini untuk mengantisipasi bakteri leptospira yang biasa hidup di urine tikus. Bakteri ini dapat memicu penyakit leptospirosis yang menyebabkan gagal ginjal hingga kematian.
Hewan pengerat ini banyak masuk ke permukiman warga dan berusaha mencari tempat kering. Jika tikus-tikus ini terjangkit bakteri leptospira, maka berpotensi menyebar ke permukiman.
BACA: Truk Tabrak Warung dan Motor Hingga Terbalik
"Pada penelitian ini pengambilan sampel tikus diperluas. Jika sebelumnya diambil dari radius kurang dari 100 meter, saat ini diatas 100 meter dari tempat tinggal pasien," jelasnya.
Sampel didahului dengan memasang perangkap di area perkembangan tikus. Tikus-tikus yang tertangkap ini lalu dilakukan pembedahan dan diambil ginjalnya. Selanjutnya ginjal tikus diteliti di laboratorium untuk memastikan ada tidaknya bakteri leptospira.
"Hari ini kita bedah tikus-tikus tesebut dengan teknis khusus, kemudian kita kirim ke laboratorium di surabaya," tuturnya.
Dari catatan Dinkes Kabupaten Tulungagung, pasien leptospirosis tersebut berasal dari Kecamatan Ngunut, Karangrejo, Sendang, Bandung dan Kecamatan Rejotangan.
(TOM)