Ibu dan Anak di Tuban Tewas Saat Gelar Ritual di Petilasan Empu Supo

Lokasi penempuan ibu dan anak meninggal di petilasan empu Supo, Tuban (Foto / Metro TV) Lokasi penempuan ibu dan anak meninggal di petilasan empu Supo, Tuban (Foto / Metro TV)

TUBAN : Kematian Marsih dan Mariyanto di kawasan kolam mata air keramat peninggalan Empu Supo, Kabupaten Tuban masih menjadi misteri. Namun alasan ibu dan anak berada di kawasan itu mulai terungkap. Sebelum meninggal, keduanya menggelar ritual tolak hujan di kawasan tersebut.

Belum diketahui penyebab tewasnya kedua warga Warga Desa Dermaawuhajro, Kecamatan Grabagan, Tuban itu. Namun mereka diduga akibat keracunan gas belerang di sekitar lokasi. Sebab, sumur tersebut memang bekas air panas. Jenazah ibu dan anak itu sudah dimakamkan pihak keluarga Selasa sore.

Diperoleh informasi, peristiwa tragis yang dialami Marsih dan Mariyanto berawal ketika mereka menggelar ritual menghentikan hujan jelang panen padi. Ritual itu digelar di kawasan pertapaan Empu Supo. Saat sedang menggelar ritual, keduanya mendadak terkapar.

Tetangga korban, Mariyem mengatakan, warga awalnya mendengar teriakan meminta tolong. Setelah dicari sumber suara itu, ternyata berasal dari dalam kolam belerang.

Baca juga : Tuban Geger, Mayat Ibu dan Anak Ditemukan di Petilasan Mpu Supo

“Ceritanya ritual minta terang. ibunya bakar-bakar di situ, anaknya pingsan. Ibunya mau nolong ikut jatuh sekalian. Itu keracunan meninggal dua duanya. Orang-orang tahunya sudah jam delapan,” katanya.

Warga kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak desa dan diteruskan ke Polsek Grabagan. Hasil penyelidikan polisi, korban Marsih sengaja menggelar ritual menghentikan hujan karena hendak panen padi. Namun korban tidak kunjung kembali sehingga sang anak, Mariyanto menyusul ke lokasi kejadian.

Saat itu, korban Marsih ditemukan sudah terkapar di dasar kolam. Melihat kejadian itu, Mariyanto berusaha menolong. Nahas, mariyanto ikut tewas. “Informasinya dia menggelar ritual meminta agar tidak hujan karena mau panen warga biasa menggelar ritual di situ,” katanya.

Dari hasil penyelidikan polisi, kedua korban tewas akibat keracunan gas belerang yang bersumber dari dasar Kolam Pertapaan Empu Supo pada masa Kerajaan Majapahit. Dia mengaku belum mengetahui kandungan gas yang menyebabkan kematian kedua korban ibu dan anak.

Mengantisipasi korban susulan, polisi mengimbau kepada warga, agar tidak melakukan aktivitas di dalam kolam air belerang atau petilasan perapen Empu Supo itu.

 


(ADI)

Berita Terkait