Resepsi Pernikahan di Mojokerto Viral, Tamu Dikagetkan dengan Keranda Mayat

Detik-detik keranda mayat lewat depan pelaminan di Mojokerto (Foto / Istimewa) Detik-detik keranda mayat lewat depan pelaminan di Mojokerto (Foto / Istimewa)

MOJOKERTO : Video resepsi pernikahan di Mojokerto viral di medsos. Pasalnya, acara pesta itu mendadak hening setelah keranda mayat melintas tepat di depan kedua mempelai. Informasinya, keranda terpaksa melewati area resepsi saat puluhan tamu kedua mempelai berada di tenda karena tenda pernikahan menutup akses jalan desa.

Belakangan diketahui, resepsi itu terjadi di pesta pernikahan warga Desa Jolotundo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Dalam rekaman video terlihat sejumlah warga mengiringi keranda jenazah melewati tenda pernikahan. Saat itu pesta pernikahan tengah berlangsung dan tamu undangan menikmati menu hidangan.

Melihat adanya keranda jenazah yang lewat dalam tenda pernikahan, puluhan tamu kemudian menyingkir dari dalam tenda dan suasana berubah hening. Pihak mempelai juga membongkar sebagian kwade untuk jalan keranda jenazah.

Memed, yang menjadi MC pernikahan mengatakan, resepsi yang digelar Sunaryadi telah lama direncanakan. Namun, saat pesta berlangsung ada tetangga yang meninggal dunia. Awalnya, kata dia pemilik hajat menawarkan ambulans untuk mengantarkan jenazah ke makam lewat jalan lain.

baca juga : Diminta Kekasih, Mahasiswi Selundupkan Narkotika ke Lapas Madiun Lewat Ayam Geprek

Namun, karena adat istiadat desa harus melewati jalan terdekat untuk menuju makam Desa Jolotundo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. "Saya sebegai MC campur sari diundang sama yang punya gawe Pak Sunaryadi, guru SMP Taman Siswa punya hajat sudah lama menentukan Tanggal 8 Oktober. Terrnaya saat itu pukul setengah sebelas ada berita tetangga meninggal tepat di situ makam di Jolotundi harus melewati Pak Sunaryadi," ujar Memed.

Dia menuturkan, sebelum keranda masuk melewati tenda, pembawa acara mengumumkan ada tetangga yang meninggal dan proses pemakaman melewati dalam tenda. Mendengar informasi tersebut para tamu di dalam tenda menyingkir pulang dengan cepat. Sebagai kepercayaan tolak balak kedua pengantin, lanjut dia saat keranda lewat disediakan bambu panjang dan pengantin mengiring di belakang sambil menendang bambu.

"Lewat lebih jauh memutar 5-6 kilometer, yang punya hajat sempat menawarkan ambulans untuk memutar. Saat itu ada pihak keluarga dan tokoh agama, bahkan adat istiadat di wilayah Jetis biasanya menuju kuburan ndak bisa memutar, ndak boleh untuk mempercepat jenazah," ucapnya.

 


(ADI)

Berita Terkait