SURABAYA : Matahari tepat berada di atas Indonesia akan terjadi dua kali di tahun ini. Kejadian yang juga disebut Hari Tanpa Bayangan Matahari ini telah terjadi pada akhir Februari hingga awal April. Sedangkan fenomena yang kedua akan terjadi antara tanggal 6 September hingga 21 Oktober 2021.
Andi Pangerang, Peneliti Pusat Sains dan Antariksa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), mengatakan ketika posisi Matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tak berongga saat tengah hari.
Andi juga menjelaskan, fenomena ini selalu terjadi dua kali dalam setahun untuk kota-kota atau wilayah yang terletak di antara dua garis. Garis Balik Utara (Tropic of Cancer; 23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4 derajat Lintang Selatan).
BACA JUGA : Mengenal Buah Unik dan Langka Asli Kalimantan, Belimbing Darah Namanya
Sementara itu, untuk kota-kota yang terletak tepat di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan, hanya akan mengalami hari tanpa bayangan Matahari sekali dalam setahun, yakni ketika Solstis Juni (20/21 Juni) untuk Garis Balik Utara, maupun Solstis Desember (20/21 Desember) untuk Garis Balik Selatan.
"Di luar ketiga wilayah tersebut, Matahari tidak akan berada di Zenit ketika tengah hari sepanjang tahun, melainkan agak condong ke Selatan untuk belahan Bumi Utara maupun agak condong ke Utara untuk belahan Bumi Selatan," ujarnya
Andi menambahkan, cara paling sederhana bagi masyarakat bisa mengamati detik-detik hari tanpa bayangan adalah dengan menggunakan benda tegak seperti tongkat atau spidol atau benda lain yg bisa didirikan. Caranya, letakan di permukaan yang rata dan kemudian amati sesuai dengan jam yang telah ditentukan. Di Jakarta, momen tanpa bayangan dapat diamati pada tanggal 9 Oktober pukul 11.39 WIB.
(ADI)