MALANG : Bupati Malang, Sanusi menjenguk siswa SDN 1 Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, MWF (8) di Rumah Sakit Islam (RSI) Gondanglegi. MWF diduga menjadi korban perundungan kakak kelasnya. Sanusi meminta agar sekolah itu dievaluasi pasca kejadian itu.
“Kondisinya sudah membaik. Diajak bicara tadi sadar. Tapi yang pasti masih trauma,” ungkap Sanusi.
Sanusi menyebut akan meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Malang segera melakukan evaluasi dan pembinaan kepada pengawas sekolah dan guru-guru di sekolah terkait. “Agar lebih memperhatikan lagi anak didiknya. Seperti misalnya ada siswa yang suka berkomplot (geng) agar segera diselesaikan,” tegas Sanusi.
Sanusi menegaskan, di Kabupaten Malang kerap terjadi peristiwa serupa. Hanya saja, kebanyakan siswa tidak mengaku kepada orang tua maupun gurunya. “Anak saya, ketika bertengkar atau dipukul temannya tidak mengaku. Seringnya bilang jatuh,” ujarnya
Selanjutnya, Sanusi menyebut juga meminta Dinas Pendidikan untuk mengumpulkan kepala sekolah yang berada di bawah Pemerintah Kabupaten Malang, untuk memberikan penekanan terkait sosialiasi pembimbingan kepada anak didiknya. “Apabila suatu saat terjadi lagi, agar diproses oleh Inspektorat Kabupaten Malang,” tuturnya.
baca juga : Ikat Jaring di Leher, Pencari Ikan Ngawi Tenggelam
Terkait biaya perawatan kepada korban, Sanusi berjanji akan membantu biaya perawatan selama di rumah sakit. “Nanti kami akan membantu, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, salah satu siswa SDN 1 Jenggolo yang masih duduk di bangku kelas II, MWF diduga menjadi korban perundungan yang dilakukan oleh sekitar 7 kakak kelasnya yang telah duduk di kelas VI sekolah dasar, sepulangnya dari sekolah, Jumat 11 November 2022.
Akibat perundungan itu, korban mengalami kejang-kejang dan koma hingga dilarikan ke rumah sakit. Sampai saat ini korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Gondanglegi. Ia divonis mengalami trauma oleh dokter.
Dugaan sementara, perundungan itu terjadi atas motif pemalakan yang dilakukan para pelaku kepada korban. Bahkan, para pelaku disebut-sebut kerap melakukan serupa kepada siswa yang lain.
(ADI)