LUMAJANG: Puluhan pengungsi Semeru di Posko SMP Candipuro Lumajang mendapat pelatihan membatik dari sejumlah relawan. Selain menghilangkan jenuh, keterampilan membatik ini juga diharapkan menjadi bekal para pengungsi untuk berwirausaha setelah nanti direlokasi.
Puluhan pengungsi yang didominasi kalangan ibu-ibu nampak antusias mengikuti pelatihan membatik dengan teknik ecoprint yang digagas sejumlah relawan Ikatan Alumni SMA Ambulu.
Para pengungsi diajarkan keterampilan batik ecoprint. Mulai proses awal mencetak motif dengan menggunakan bahan-bahan alami, seperti daun jati dan daun kopi hingga proses pewarnaan kain.
Teknik batik ecoprint sendiri sengaja dipilih sebagai materi pelatihan lantaran semua bahan-bahan yang digunakan berasal dari alam yang mudah didapat. Sehingga para pengungsi tidak kesulitan mendapatkan bahan-bahan tersebut.
BACA: Cara Unik Seniman Ngawi Rayakan Malam Tahun Baru, Tabuh Peralatan Dapur
Selain untuk menghilangkan jenuh selama 26 hari di pengungsian, para peserta pelatihan membatik ini juga merasa senang lantaran mendapat pengalaman dan ilmu baru yang dapat langsung dipraktekan nantinya.
"Pelatihan membatik ini juga bertujuan agar para pengungsi memiliki keterampilan yang bisa menjadi bekal untuk berwirausaha nantinya setelah direlokasi ke tempat baru, " ujar Siti Khotijah, salah satu relawan.
Batik ecoprint memang memiliki potensi pasar yang menjanjikan. Selain banyak diburu, batik yang menggunakan bahan-bahan alami ini juga memiliki nilai jual cukup tinggi. Mulai dari Rp 200 ribu hingga jutaan rupiah tergantung motif dan corak warna yang dihasilkan.
Tak hanya memberi bekal keterampilan membatik dengan teknik ecoprint, para relawan ini juga akan melakukan pendampingan kepada karya para pengungsi termasuk membantu memasarkan produk yang dihasilkan nantinya.
(TOM)