TULUNGAGUNG : Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meninjau progres pembangunan jalur pantai selatan (Pansela) di Desa Keboireng, Besuki, Tulungagung, Minggu 13 September 2020. Pansela atau Jalur Lintas Selatan (JLS) ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk menyetarakan perkembangan ekonomi selatan dengan sisi utara.
Didampingi Bupati Tulungagung, Khofifah mendengarkan paparan dari PLH Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali tentang capaian pembangunan pansela.
Saat ini BBPJPN tengah melaksanakan empat paket pekerjaan pembangunan yang dibiayai Islamic Development Bank (ISDP) ini. Yakni lot 6 di Trenggalek hingga batas Tulungagung, lot 7 mulai batas Tulungagung-Serang, Blitar hingga batas Kabupaten Malang.
"Selain itu, lot 8 Jember dan lot 9 di Malang. Keduanya sudah berjalan, bahkan lot 8 sudah 42 persen," ungkap PLH Kepala BBPJN Jawa Timur-Bali, Sodeli.
Saat ini, dari ruas sepanjang 684 kilometer terdapat 214 kilometer yang belum tersentuh pembangunan. Rencananya ruas tersebut akan diusulkan untuk masuk dalam program pembangunan secara bertahap mulai 2021 mendatang.
"Pembangunan jalur Pansela yang memiliki panorama indah laut selatan ini ditargetkan akan selesai selama 5 tahun ke depan," terangnya.
Sementara itu, Khofifah mengatakan pembangunan jalur pansela ini sejalan dengan RPJMD Jawa Timur untuk menyetarakan perkembangan ekonomi selatan dengan sisi utara. Sehingga dengan kelancaran konektivitas di antara daerah di sisi selatan Jatim.
"Diharapkan tidak lagi terjadi kesenjangan perekonomian antara dua daerah tersebut," terangnya.
Pemprov Jatim sendiri menjadikan tiga area yang menjadi fokus Perpres nomor 80 tahun 2019 dan salah satunya adalah Selingkar Wilis. Sehingga JLS ini akan menjadi satu kesatuan dari maksimalisasi percepatan pembangunan ekonomi di Selingkar Wilis.
"Tentunya ini menjadi bagian penting dari format RPJMD dalam pembangunan berbasis kewilayahan," pungkasnya.
(ADI)