Episentrum gempa terletak pada koordinat 8,81° LS ; 108,09° BT atau tepatnya di laut pada jarak 130 km arah selatan Pangandaran, Jawa Barat, dengan kedalaman 42 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi atau patahan dalam Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke
bawah Lempeng Eurasia," terang Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, dikutip dari Media Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme kombinasi pergerakan turun mendatar (oblique normal).
Getaran gempa ini dirasakan di Pangandaran, Cilacap dan Kebumen dalam skala intensitas III-IV MMI beberapa warga sempat terbangun merasakan guncangan gempa ini. Sementara Tasikmalaya, Banjar dan Ciamis dalam skala intensitas III MMI.
Gempa juga dirasakan di Garut dan Periangan dengan skala intensitas II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa
gempa ini tidak berpotensi tsunami.
"Hingga hari Jumat pagi, 28 Januari 2022 hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershocks)," ujar Daryono.
(UWA)