BOJONEGORO : Pecinta makanan pedas wajib coba sensasi menikmati kuliner ini. Belut Blukuthuk. Kuliner yang tengah digandrungi masyarakat Bojonegoro ini berbahan dasar belut dipadu suasana pedesaan asri.
Blukuthuk berarti meletup-letup. Berasal dari penyajiaannya yang terbilang unik. Yaitu mengadopsi tren makanan khas negeri ginseng Korea, menggunakan 'hot plate'. Di Warung Belut Toongseng Blukuthuk ini, hot plate yang dipakai berbahan tanah liat berbentuk cobek. Suara letupan sambal dari cobek yang dibakar di atas tungku inilah yang kemudian disebut blukuthuk.
Disajikan bersama nasi putih atau nasi jagung hangat, cita rasa pedas, gurih, dan manis, semakin menambah selera penikmatnya. Belum lagi lokasi warung makan ini berada di tepian sawah di Desa Pesen, Kecamatan Kanor. Pengunjung mendapat bonus udara sejuk sembari melahap makanan nikmat sampai perut kenyang.
Yuli, pemilik warung makan ini mengatakan, dalam sehari dirinya bisa menghabiskan hingga 10kg belut jika buka pada hari biasa. Saat weekend, Yuli harus menyiapkan 17kg hingga 20kg belut.
Baca Juga : Sedang Langka, Ini 5 Alternatif Pengganti Minyak Goreng
"Kalau hari-hari biasa sampai sepuluh kilo, Sabtu-Minggu tujuh belas kilo," ujar Yuli
Seporsi Belut Blukuthuk lengkap dengan minum dan nasi dibanderol Rp20 ribu saja. Untuk pengunjung yang ingin varian lainnya, Yuli menyediakan menu ayam seharga Rp16 ribu per porsi. Yuli dan suaminya merintis usaha kuliner tersebut sejak 2019 lalu. Ia mengaku, metode penyajian menggunakan cobek panas ini memang sengaja ia ciptakan.
"Mau cari yang beda aja," jelas Yuli.
Dalam sehari Yuli bisa menjual 150 hingga 200 porsi setiap harinya. Namun jika di hari libur bisa mencapai 300 porsi lebih. Yuli bersyukur sejak dibukanya warung toongseng belut ini, banyak pelanggan yang berdatangan. Bahkan tak sedikit yang menjadi pelanggan yang tetap. Salah satunya Widya asal Bojonegoro Kota yang mengaku jatuh cinta dengan sensasi makan Belut Blukuthuk.
"Nggak kehitung, sering. Pokoknya kalau ada kerjaan di sekitar sini pasti mampir," ujarnya.
Widya mengaku mengetahui Belut Blukuthuk dari media sosial. Penyajiannya yang unik, tak mengalahkan sensasi rasa belut itu sendiri."Enak, kalau (dinilai) satu sampai sepuluh, ya sembilan lah," tegas Widya.
Senada, Lisa asal Surabaya, justru sengaja datang jauh-jauh untuk mencicipi kuliner pedas satu ini. Ia mengaku sangat penasaran dengan Warung Belut Toongseng Blukutuk. "Penasaran, udah tau infonya sejak lama, sih. Katanya orang-orang enak. kepo terus nyoba," kata Lisa.
Diakui Lisa, semula ia geli dengan wujud protein tersebut. Namun karena sensasi penyajian yang berbeda, membuatnya mau mencoba dan menikmati sensasi belut yang sebenarnya.
"Saya awalnya itu nggak doyan sama belut, geli liatnya. Tapi gara-gara disajikan dengan hot plate cobek, ada nuansa modern dan tradisional yang digabungkan. Begitu dimakan ternyata enak," pungkasnya.
(ADI)