Soetomo, Pahlawan Asal Jawa Timur Menjadi Salah Satu Pendiri Budi Utomo.

foto: Wikipedia foto: Wikipedia

Dr. Soetomo, yang awalnya bernama Soebroto, lahir di Loceret, Nganjuk, Hindia Belanda pada 30 Juli 1888 dan meninggal di Surabaya, Jawa Timur, Hindia Belanda pada 30 Mei 1938 di usia 49 tahun. Ia adalah pendiri Budi Utomo, organisasi pergerakan pertama di Indonesia. Nama Soetomo mulai digunakannya saat masuk sekolah menengah.

Kiprahnya dalam politik menjadi pergerakan ditunjukkan melalui kepemimpinannya dalam organisasi partai politik Parindra pada dekade 1930-an, serta menjadi bibit nasionalisme yang masih bersifat kultural-kedaerahan bernama "kebangkitan Jawa" terus tumbuh dan bertransformasi menjadi gerakan "Kebangkitan Indonesia".

Pada 20 Mei 1908, atas saran Wahidin, Soetomo bersama rekan-rekannya sesama siswa STOVIA mendirikan Boedi Oetomo, dengan Soetomo terpilih sebagai ketuanya. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Tokoh politik etis terkenal, C.Th. van Deventer, menyambut kelahiran organisasi ini dengan antusias, menyatakan, "Insulinde, putri cantik yang tidur itu, telah bangkit!"

Soetomo, bersama tokoh-tokoh muda STOVIA lainnya seperti Goenawan Mangoenkoesoemo, Sukarno, Goembreg, Mohamad Saleh, dan Soelaeman, mendirikan Boedi Oetomo sebagai tonggak kebangkitan nasional Indonesia. Dalam menjalankan Boedi Oetomo, Soetomo dibantu oleh rekan-rekannya yang cakap dan peduli pada nasib pribumi. Djajadiningrat menyebutkan, di antara tokoh-tokoh muda STOVIA yang paling berjasa dalam pendirian Boedi Oetomo adalah Soetomo.

Pada tahun 1903, Soetomo menempuh pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di Batavia. Bersama teman-temannya di STOVIA, Soetomo mendirikan Budi Utomo pada tahun 1908. Setelah lulus pada tahun 1911, ia bekerja sebagai dokter pemerintah di berbagai daerah di Jawa dan Sumatra. Pada tahun 1917, Soetomo menikah dengan seorang perawat Belanda.

Dari tahun 1919 hingga 1923, Soetomo melanjutkan studi spesialis kedokteran di Universitas Amsterdam dengan beasiswa. Selama kuliah, ia aktif di Indische Vereeniging dan menjadi ketuanya pada periode 1921–1922.

Kembali ke Indonesia pada tahun 1923, Soetomo menjadi pengajar di Nederlandsch Artsen School (NIAS). Pada tahun 1924, ia mendirikan Indonesian Study Club (Indonesische Studie Club) di Surabaya.

Pada tahun 1930, Indonesische Studie Club berganti nama menjadi Partai Bangsa Indonesia. Pada tahun 1935, Soetomo mendirikan Parindra (Partai Indonesia Raya).


(SUR)

Berita Terkait