GRESIK : Para petani yang tergabung gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Desa Gredek, Kecamatan Dudusampean, Kabupaten Gresik menggelar fesvival Geropyok (Berburu) tikus. Festival ini, sebagai upaya mengendalikan hama tikus yang menyerang tanaman padi warga setempat. Uniknya, panitia lomba memberikan hadiah sebesar Rp 3 ribu untuk setiap tikus yang didapat.
Kegiatan yang digagas petani desa setempat didukung Dinas Pertanian Kaupaten Gresik, dilaksanakan selama 5 hari, mulai Jumat, 4 Mei 2023 hingga Senin 8 Mei 2023. Festival ini diikuti ratusan petani Dengan menggunakan peralatan pengasapan, tabung gas elpiji dan belerang, para petani memburu tikus yang bersembunyi dalam lubang di area persawahan.
Kepala Desa Gredek, M Bahrul Ghofar mengatakan festival gropyok tikus massal tidak sekedar mengendalikan hama pertanian, tetapi juga solusi aman mengendalikan hama tikus dibandngkan perangkap beraliran tikus 'Setrum Tikus'. "Setrum tikus, sangat berbahaya karena dapat membunuh tikus dan membahayakan nyawa petani," ujarnya saat ikut berburu tikus di sawah bersama para petani, Senin, 8 Mei 2023.
Ghofar menambahkan gropyokan tikus massa ini, menggunakan bahan alami pengusir tikus yakni belerang.Aromanya yang menyengat dapat mengusir tikus dari sawah. "Melalui kegiatan ini, diharapkan efektif memberantas hama tikus dan memberikan rasa aman bagi petani," tandasnya.
baca juga : Kakak Adik Pembalap Sepeda asal Lumajang Sabet Emas di SEA Games 2023, Khofifah : Alhamdulillah
Bahkan, lanjutnya, setiap ekor tikus yang didapat, akan mendapatkan bonus Rp 3 ribu per ekor. "Ini sebagai wujud apresiasi kepada peserta dalam upaya memberantas hama tikus," bebernya.
Kepala Dinas pertanian Gresik, Eko Anindito Putro mengapresiasi Fetival 'Gropyokan Tikus Massal' yang digagas warga desa setempat. Selain lebih aman dibandingkan setrum listrik, kegiatan ini juga lebih efektif dan membangun kebersamaan antar petani.
"Festival Geropyokan tikus massal ini, tidak sekedar lebih efektif, tetapi juga memberikan rasa aman dibandingkan setrum listrik. Terpenting, mampu menumbuhkan rasa gotong royong antar masyarakat petani," ujarnya saat membuka festival geropyokkan tikus massal.
Ako Anindito Putra menambahkan pihaknya sepakat tidak memperbolehkan petani menggunakan jebakan tikus dengan aliran listrik. "Jangan sampai ada jatuh korban. Sebagai alternatif penanganan hama tikus, kami mengajak petani meningkatkan kegiatan gropyokan tikus secara massal,” paparnya.
Dikatakanya, Petani merupakan pejuang pangan, maka harus selalu di-'support' kegiatannya. Pihaknya terus hadir untuk memastikan petani dapat beraktivitas secara nyaman dan terselesaikan berbagai permasalahannya di antaranya denga memberikan bantuan obat pembasmi hama tikus.
"Kegiatan menggeropyok tikus massal perlu terus dilakukan agar populasinya dapat dikendalikan," paparnya.
Pada kesempatan ini, lanjutnya, Pihaknya juga mengapresiasi petani desa Gredek yang memanfaatkan pendirian rumah burung hantu (rubuha) di seluruh areal pertanian. Burung hantu merupakan predator alami tikus. "Dengan adanya burung ini, maka populasi tikus di sawah akan berkurang," tandasnya.
Eko Anindito Putro menambahkan para petani harus terus mewaspadai serangan tikus, terlebih saat pancaroba, karena perkembangan hama itu cukup signifikan. "Pelaksanaan geropyokan tidak hanya untuk membasmi tikus saja, tetapi menutup sarang tikus yang berada di tanggul pertanian," katanya.
(ADI)