BLITAR : Sebanyak 760 titik atau 70 persen sumur warga di tiga kecamatan di Kota Blitar tercemar bakteri e-coli (Escherichia coli). Fakta tersebut tentu harus diwaspadai. Sebab, bakteri tersebut bisa menyebabkan diare dan infeksi saluran pencernaan.
“Ini berdasarkan penelitian dinas kesehatan di tiga kecamatan,“ ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Blitar Mohammad Agus Sabtoni, Kamis 23 Februari 2023.
Dalam penelitian diketahui, sebagian besar warga di Kota Blitar memenuhi kebutuhan air bersih melalui sumur. Tidak hanya mandi, mencuci dan buang hajat. Air sumur juga untuk memenuhi kebutuhan minum.
Hal itu mengingat sumber air tanah di wilayah Blitar sendiri relatif dangkal. Selain sumur, tidak sedikit warga yang memanfaatkan air tanah dengan memakai sistem sumur bor. Sementara bakteri ecoli diketahui hidup dan berkembang di dalam kotoran manusia maupun hewan.
Ketika mencemari air sumur, bakteri tersebut secara medis telah merembes ke dalam air tanah. Kuman ecoli yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum akan menyebabkan penyakit diare dan infeksi saluran pencernaan. Kendati demikian, bakteri ecoli kata Agus dinilai tidak terlalu berbahaya karena relatif mudah ditangani.
Bagi warga yang terbiasa mengonsumsi air sumur mentah dihimbau untuk menghentikan kebiasaan itu. Air sumur sebaiknya direbus terlebih dahulu hingga mendidih. Sebab panas api yang membuat air mendidih akan mematikan bakteri ecoli yang berada dalam kandungan air.
“Dalam panas tertentu bakteri ecoli dalam air akan mati,” pungkasnya.
(ADI)