TULUNGAGUNG: Pemerintah Kabupaten Tulungagung mengaku kesulitan memantau Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru tiba dari luar negeri. Padahal, pengawasan kedatangan PMI perlu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran covid-19 varian Omicron.
"Karena kami tidak punya data pasti jumlah PMI (pekerja migran Indonesia) yang pulang ke Tulungagung, optimalisasi bisa dilakukan, salah satunya melalui peran tiga pilar tingkat desa. Mulai dari perangkat, Babinkamtibmas serta Babinsa," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung Agus Santoso di Tulungagung, Kamis, 6 Januari 2022.
Kendati Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung telah mendapat rekap data kepulangan PMI ke daerah dari Disnaker Provinsi Jatim. Pasalnya, tidak sedikit pekerja migran yang pulang mandiri tanpa melalui skrining di Disnakertrans Tulungagung.
BACA: Tiba di Lumajang, Jenazah PMI Korban Kapal Karam di Malaysia Disambut Isak Tangis
"Terus terang kami agak kesulitan memantau kepulangan PMI selama ini, karena banyak dari mereka ini yang bisa pulang secara mandiri setelah menjalani isolasi selama delapan hari di (Disnaker) Provinsi (Jatim)," ujarnya.
Koordinasi langsung dengan Disnaker Jatim saat ini terus dilakukan, untuk mendapat data terkini kepulangan PMI ke Tulungagung. Namun, optimalisasi pengawasan tetap harus dilakukan di tingkat desa dan kelurahan, karena dinilai lebih dekat dengan rumah tinggal yang menjadi tujuan akhir kepulangan PMI bersangkutan.
"Apalagi, saat ini Bandara Juanda dibuka untuk kepulangan PMI. Pemulangan PMI ditangani langsung oleh Disnaker Provinsi dan BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia)," jelasnya.
Dari provinsi, PMI bisa pulang secara mandiri, tak lagi difasilitasi oleh Kabupaten, sehingga menyulitkan Disnaker Kabupaten Tulungagung memantau kepulangan PMI. Pihaknya bakal meminta daftar PMI yang pulang ke Tulungagung. "Kita juga enggak tahu, berapa yang pulang," jelasnya.
Jika data tersedia atau diberikan oleh Disnaker Provinsi, pihaknya bakal membuat aplikasi untuk memantau PMI yang pulang ke Tulungagung. Sebagai gambaran, pada libur hari raya 2020, dalam sebulan ada dua ribu PMI yang pulang ke Tulungagung.
(TOM)