TUBAN : Warga Kabupaten Tuban, Jawa Timur memiliki tradisi unik saat memulai prosesi sebuah hajatan. Para wanita lanjut usia beramai-ramai menabuh lesung untuk menumbuk beras. Tabuhan itu, menciptakan alunan musik khas. Tak hanya menjadi penanda atau woro-woro kepada masyarakat, suara lesung juga diyakini dapat mengusir roh jahat.
Pemandangan berbeda terlihat di rumah keluarga Sutjipto di Desa Magersari, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. Sejumlah wanita lanjut usia memakai alat pelindung diri terlihat asik menabuh lesung menggunakan batang alu. Mereka bukan sedang main-main untuk mengusir penat. Melainkan untuk mengundang beberapa tetangga dekat datang melihat.
Memukul lesung atau tabuh lesung ini merupakan prosesi awal untuk memulai hajatan pernikahan Putri Sutjipto. Tradisi peninggalan leluhur ini biasanya digelar sebelum semua pekerjaan rumah dimulai. Penabuh lesung diharuskan wanita berusia diatas 50 tahun.
Pemilik hajatan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menggelar traidisi ini. Sebab, biasanya para tetangga akan sukarela datang dan menabuh lesung selama 30 menit.
"Selain menjadi penanda agar masyarakat tahu hajatan akan digelar, suara lesung diyakini dapat mengusir roh jahat. Sehingga hajatan dapat terlaksana dengan aman dan lancar hingga akhir," ungkap pemilik hajatan, Sujtipto.
Sementara tepung yang dihasilkan dari penumbukan beras digunakan bahan membuat kue kucur. Jajajan tradisional ini digunakan untuk suguhan tamu maupun warga yang membantu proses persiapan hajatan. Tak hanya hajatan pernikakahan, tradisi tabuh lesung biasanya juga digelar sebelum hajatan khitanan.
(ADI)